Liputan6.com, Sinjai - Di balik panorama alamnya yang indah, terdapat misteri yang belum terpecahkan di kawasan Bukit Gojeng, Sinjai, Sulawesi Selatan. Misteri itu terdapat pada anak tangga dari batu yang jumlahnya berubah-ubah setiap tahun.
Muh Fitrah, warga Tongke-Tongke, Kabupaten Sinjai, Sulsel, mengatakan jumlah anak tangga itu awalnya diketahui 120. Namun ketika dihitung ulang, jumlah itu bisa berkurang atau bertambah satu anak tangga.
"Itu dipercaya oleh masyarakat di sini merupakan teguran dari penghuni gaib di kawasan Bukit Gojeng. Saya pun pernah mengalaminya. Meski demikian, juga ada beberapa orang tak mempercayainya," kata dia kepada Liputan6.com, Minggu, 23 Oktober 2016.
Anak tangga itu, kata Fitrah, sering dimanfaatkan oleh remaja Sinjai untuk berolahraga. Jalur anak tangga terberat itu berada di tengah dengan kemiringan 90 derajat, sehingga dibutuhkan tenaga ekstra kuat jika ingin sampai puncak Bukit Gojeng.‎
"Kejadian aneh sering dialami pengunjung tiap tahun atau paling sering keajaiban itu terjadi ketika memasuki bulan Ramadan‎," kata Fitrah.
Selain misteri jumlah anak tangga menuju puncak bukit yang sering beru‎bah-ubah, Fitrah mengungkapkan masih banyak hal mistis lainnya di area wisata yang berjarak sekitar 225 km dari Kota Makassar ‎itu. Salah satunya, kepercayaan masyarakat setempat tentang keberadaan gaib kolam penampungan air bawah tanah yang berada tepat di sekitar batu prasasti peresmian Taman Purbakala Batupake Gojeng.
"Konon pada malam-malam tertentu, di kolam yang diyakini berada di bawah taman yang dipenuhi rerumputan hijau itu, sering terdengar suara anak-anak bermain. Karena tak tampak dengan nyata, beberapa pengunjung tidak akan percaya bahwa di bawah hamparan rumput itu terdapat sebuah kolam penampungan air," kata dia.
Selain itu, suasana mistis kawasan Bukit Gojeng semakin terasa dengan adanya keberadaan kuburan biasa yang hingga saat ini tak diketahui persis pemiliknya. Kuburan itu berada di sudut sebelah timur tepat di samping panggung pertunjukan dan diapit beberapa kuburan tua yang tampak sudah rusak dan tak terawat.
"Sampai sekarang tak diketahui siapa penghuni kuburan itu dan sama sekali warga setempat pun tak mengetahuinya. Namun karena berada dalam kawasan bukit, sehingga sedikit dianggap keramat," tutur Fitrah.
Elang Putih Pertanda Bencana
Tampak sampai di situ, dalam kawasan Bukit Gojeng juga terdapat batu bertengger yang bentuknya cukup unik dan ukurannya lumayan besar. Di sekitarnya juga tampak beberapa batu tua yang bentuknya mirip, tetapi posisi bagian batu itu ada yang tertanam oleh tanah.
"Batu bertengger itu sering dinaiki oleh pengunjung untuk berfoto. Posisinya tepat di sisi tanah yang curam namun tetap kokoh," kata dia.
Terakhir, tentang cerita keberadaan burung elang kepala putih yang jika tiba-tiba bisa dilihat dan kemudian hinggap di salah satu pohon besar dan tua yang berada ‎dalam kawasan Bukit Gojeng. Warga meyakini elang tersebut sebagai tanda adanya bencana alam yang akan menimpa Kabupaten Sinjai.
"Burung elang kepala putih ini sudah bersarang di pohon tua jauh sebelum keberadaan kawasan Bukit Gojeng dibangun. Namun, keberadaannya hanya pernah disaksikan oleh segelintir warga sekitar. Maka beruntunglah, bagi yang melihat burung ini. Tapi jika Anda melihat burung ini, berarti itu pertanda buruk bagi warga Sinjai dan sekitarnya," kata Fitrah.
Gojeng merupakan salah daerah di Kabupaten Sinjai yang berada di ketinggian 59 mdpl atau sekitar 40 M di atas Kota Sinjai. Bukit Gojeng tersebut terletak di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, atau sekitar 2 km dari pusat Kota Sinjai.
Dahulu,‎ Bukit Gojeng merupakan benteng pengintaian dan markas pertahanan Jepang untuk mengawasi kapal laut yang melintasi Teluk Bone maupun pesawat terbang sekutu.
Namun, masyarakat setempat meyakini kawasan Bukit Gojeng merupakan bekas makam raja-raja dan keturunan raja Batu Pake Gojeng I dengan keberadaan batu berlubang persegi yang berukuran besar.
Advertisement