Sukses

Menakjubkan, Ada Pohon Pisang Raksasa dan Anti-Gravitasi di Papua

Selain pohon pisang raksasa, ada juga pohon pisang aneh lain.

Liputan6.com, Pegunungan Arfak - Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, memiliki beragam kekayaan hayati yang sangat menakjubkan, salah satunya pohon pisang raksasa yang dalam bahasa latin disebut Musa Ingens NW Simmonds.

Kepala Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati (Puslit Kehati) Universitas Papua (Unipa) Manokwari, Charly Heatubun, mengatakan Musa Ingens adalah tanaman endemik di pulau besar Papua atau wilayah New Guinea.

Pohon pisang tersebut satu-satunya pohon terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Sejauh ini tanaman tersebut tidak bisa ditemukan selain di beberapa daerah di wilayah Pegunungan Papua dan Papua Barat.

Pegunungan Arfak, Papua Barat, menjadi salah satu habitat pertumbuhan pohon tersebut.

"Ketinggian pohon pisang ini bisa mencapai 12 hingga 15 meter dengan diameter pohon atau pelepahnya lebih dari 50 cm. Pohon ini hidup di atas ketinggian 900 meter dari permukaan laut (dpl)," kata dia, dilansir Antara, Rabu (26/10//2016).

Selain Pegunungan Arfak, lanjutnya, tanaman raksasa ini pun dapat ditemukan di Pegunungan wilayah Kabupaten Yapen, Puncak Jaya, Siklop Provinsi Papua serta beberapa dataran tinggi di Negara Papua New Guinea.

Selain menakjubkan dibanding pohon pisang pada umumnya, buah pisang ini oleh masyarakat digunakan sebagai obat tradisional. Masyarakat meyakini, buah pisang tersebut berkhasiat untuk mengobati beberapa jenis penyakit.

"Selain itu, pelepahnya pun bisa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan. Selain ukurannya cukup lebar dan tebal, pelepah tersebut cukup kuat," kata dia.

2 dari 2 halaman

Pohon Aneh Melawan Gravitasi

Charly mengungkapkan, selain pisang raksasa Pegunungan Arfak pun memiliki satu jenis tanaman pisang yang hanya dapat ditemukan di daerah tersebut. Nama latin pisang ini adalah Musa Arfakiana Argent.

"Umumnya tandan pisang itu menjuntai ke bawah mengikuti gravitasi bumi. Namun tandan dari pohon pisang Musa Arfakiana ini menjulur ke atas, tanaman ini endemik Pegunungan Arfak," ujar dia.

Menurut dia, ada genetika tertentu yang membedakan pisang Musa Ingens dan Musa Arfakiana dengan pohon pisang pada umumnya. Hal ini merupakan keunggulan dari kekayaan hayati Pegunungan Arfak yang harus dilestarikan melalui upaya-upaya konservasi.

Pegunungan Arfak adalah kabupaten baru di Papua Barat yang dimekarkan pada 2012 dari Kabupaten Manokwari. Daerah yang 80 persen merupakan kawasan hutan konservasi ini memiliki cukup banyak kekayaan alam yang tidak dapat ditemukan di daerah lain.

Pemerintah daerah bertekad mengembangkan daerah tersebut sebagai kabupaten pariwisata. Selain Musa Ingens dan Musa Arfakiana, daerah ini memiliki kekayaan hayati lain baik flora maupun fauna.

"Kami punya dua danau Anggi Giji dan Anggi Gida, ada tempat penangkaran kupu-kupu, ada tempat pengintaian burung pintar dan burung cendrawasih," kata Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy yang dihubungi dari Manokwari.

Dia menyebutkan, kekayaan alam di daerah ini cukup melimpah, namun keterbatasan infrastruktur masih menjadi kendala sekaligus tantangan pembangunan daerah.

"Sektor pertanian dan perkebunan pun menjadi salah satu prioritas pembangunan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami ingin mengembangkan konsep agrowisata," ujarnya.