Sukses

Bupati Purwakarta Bongkar Paksa Gubuk Penjaga Kuburan di Karawang

Saat membongkar paksa, Bupati Purwakarta juga membunyikan kentongan demi menarik perhatian warga sekitar.

Liputan6.com, Purwakarta - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi membongkar sebuah gubuk reyot yang ditempati penjaga kuburan, Tarmedi (86) di Kampung Bamburakit, RT 4 RW 2, Desa Jatiwangi, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Selasa, 25 Oktober 2016.

Gubuk yang dijadikan tempat tinggal kekek renta itu dibongkar paksa Dedi. Pembongkaran itu bermula dari laporan seorang warga yang masuk ke inbox media sosial miliknya.

Setelah ditelusuri, ternyata rumah itu adalah milik Tarmedi yang berada tepat di depan TPU Bamburakit. Rumah itu perlu perbaikan secara menyeluruh karena kondisinya memprihatinkan.

Menanggapi laporan itu, Dedi kemudian mengajak Bupati Karawang Cellica Nurachadiana untuk datang dan memberi bantuan berupa bedah rumah dan biaya hidup Tarmedi selama beberapa tahun ke depan. Kedatangan keduanya yang mendadak membuat kaget Tarmedi yang saat itu tengah beristirahat siang.

Setelah berbincang, Dedi kemudian mengajak Abah Tarmedi untuk melihat kondisi bagian belakang rumah yang berbatasan langsung dengan makam yang menjadi lahan pekerjaannya selama ini. Di tempat itu, Dedi menyampaikan niatnya untuk memperbaiki rumah Tarmedi.

Ia lalu berinisiatif membongkar atap rumah Tarmedi dan menabuh kentongan yang ada di sekitar rumah tersebut hingga mengundang perhatian warga sekitar.

Sontak aksi Dedi membuat geger warga. Mereka berdatangan ke arah sumber suara. Setelah mereka tiba, Dedi mengimbau mereka bahu membahu bergotong-royong membongkar rumah berukuran 3x5 meter itu.

"Mangga Mang, ieu bongkar kabeh. Mulai isukan rehab sing alus, modelna jieun imah panggung (Silahkan Mang, ini bongkar semua. Mulai besok rehab yang bagus, modelnya yang cocok itu rumah panggung)," kata Dedi kepada salah seorang warga.

Selama ini, Abah Tarmedi, biasa dipanggil, tinggal seorang diri di gubuk tua, sementara istrinya telah meninggal dunia dan dimakamkan tepat di belakang rumahnya. Sedangkan, anak semata wayangnya telah pisah rumah dan bekerja sebagai tukang becak di daerah Cilamaya.

2 dari 2 halaman

Tak Dibayar

Sehari-hari, Abah Tarmedi mendapat makanan dari para tetangganya. Selama menjadi kuncen kuburan, dia tidak pernah mendapat gaji atau meminta upah dari siapa pun. Dia mendapat uang untuk ditabung hanya saat Idul Fitri tiba berbarengan dengan tradisi nyekar ke kuburan.

"Saya bangga ka Abah nu ikhlas nu tulus ngurus iyeu makam. Mugi Abah sing sehat terus, tiasa nularkeun kaikhlasana ka nu sanes. (Saya bangga pada Abah yang ikhlas dan tulus mengurus ini makam. Semoga Abah sehat selalu, dan bisa menularkan keikhlasannya pada yang lain)," tutur Dedi sambil menatap Tarmedi dengan mata berkaca-kaca.

Usai membedah rumah, Dedi kemudian mengajak warga yang telah membantunya untuk makan bakso dan es campur bersama tak jauh dari lokasi.

"Hatur nuhun sadayana. Sok ayeuna urang makan sing warareug, gratis. (Terima kasih semuanya. Ayo sekatang kita makan yang kenyang, gratis)," kata dia.

Sementara itu, Bupati Cellica mengaku akan memprioritaskan program perbaikan rumah tidak layak huni pada tahun depan. Untuk tahun ini, program tersebut masih mencangkup tiga rumah untuk satu desa atau sekira seribu rumah dalam satu tahun.

"Tahun depan mungkin bisa tiga kali lipatnya sampai tiga ribu rumah. Dua ribu di antaranya dibiayai oleh Pemkab Purwakarta, dan seribu lainnya tadi Kang Dedi siap membantu melalui dana aspirasi Fraksi Golkar DPRD Jabar," ujar Cellica.

Video Terkini