Liputan6.com, Jambi - Gubernur Jambi Zumi Zola mengaku sudah melaporkan kasus tewasnya 11 penambang emas liar di Desa Sei Macang, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, ke Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
"Kami tidak bisa menangani ini (penambangan emas ilegal) sendiri. Butuh bantuan pemerintah dan aparat pusat," ujar Zumi Zola di Jambi, Kamis (27/10/2016).
Menurut Zola, setidaknya ada tiga kabupaten di Jambi yang menjadi ladang penambangan emas ilegal. Ketiganya berada di Kabupaten Bungo, Merangin dan Sarolangun.
Insiden seperti yang terjadi pada Senin, 24 Oktober 2016, paling sering terjadi di Kabupaten Merangin. Sebab, Kabupaten Merangin dikenal luas kaya akan sumber tambang, khususnya biji emas.
"Kami bersama pemerintah kabupaten, aparat kepolisian dan TNI sudah kerap melakukan razia. Dompeng (alat penyedot emas) sudah kami bakar. Seminggu kemudian datang lagi (penambang) tiga kali lipat," ujar Zola menjelaskan.
Ironisnya, kata dia, berdasarkan informasi dan sudah menjadi rahasia umum, puluhan bahkan ratusan alat berat milik penambang emas ilegal itu beroperasi dengan dikawal penjaga diduga aparat bersenjata api. "Untuk mengatasi ini, saya tegaskan butuh bantuan pemerintah pusat," kata dia.
Baca Juga
Evakuasi Masih Gagal
Sementara itu, hingga Rabu malam, 26 Oktober 2016, tim penyelamat masih belum bisa mengevakuasi 11 penambang yang tertimbun di dalam lubang sedalam 50-70 meter. Lokasi tambang diketahui digenangi air luapan Sungai Batanghari yang tidak jauh dari tempat kejadian. Hujan yang mengguyur sepanjang hari juga mempersulit proses evakuasi.
"Sepuluh pompa air sudah dikerahkan untuk menyedot genangan. Namun, air sampai Rabu malam tak kunjung kering," ujar Iman, salah seorang warga di lokasi kejadian.
Menurut Iman, belum satu pun korban bisa diangkat dari dalam lubang. Sesekali, sejumlah petugas mencoba menyelam dengan menggunakan oksigen.
"Tadi malam Bapak Bupati, Kapolres dan Dandim juga melihat langsung ke lokasi. Ratusan warga dan keluarga masih berkumpul di posko," kata Iman menjelaskan.
Sebelas korban yang diketahui tertimbun dalam lubang penambangan tersebut adalah Tami (45), Yung Tuk (30), Siam (28), Hamzah (55), Jurnal (21), Catur (24) dan Guntur (34) merupakan warga Sungai Nilau, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin. Selajutnya, Cito (25) dan Zulfikar (25) warga Perentak, Kecamatan Pangkan Jambu, serta Dian Arman (53) dan Erwin, warga Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap.