Liputan6.com, Cianjur – Warga Kampung Lemburtengah, Kelurahan Muka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat beramai-ramai mengembalikan beras rastra pada Senin pagi, 31 Oktober 2016. Mereka menemukan banyak kutu pada beras yang dibeli Rp 2.000 per liter dari pengurus RT itu.
"Kalau cuma coklat kekuning-kuningan dan bau karung mah sudah biasa, namanya juga raskin. Tapi ini banyak kutunya, saya jadi jijik masaknya," kata Solihah (50), warga RT 01/18, Kampung Lemburtengah, Kelurahan Muka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Hal senada juga diungkapkan Hanifah (48). Ia menilai kualitas beras bersubsidi dari pemerintah semakin menurun belakangan ini. "Semakin ke sini kualitasnya makin buruk," ujar Hanifah.
Berbeda dengan Diah (45), ia terpaksa tetap membeli beras tersebut meski kondisinya sangat tidak layak konsumsi. "Ya gimana lagi? Beli yang biasa harganya mahal. Rp 10 ribu cuma dapet satu liter. Kalau raskin bisa dapet lima liter," kata dia.
Meski begitu, Diah berharap ada upaya perbaikan kualitas rastra dari pihak Bulog untuk pengiriman berikutnya. "Jangan karena beras subsidi, rakyat kecil dikasih yang kualitasnya buruk. Kita juga manusia,"Â kata Diah.
Baca Juga
Sementara itu, Ketua RT 01/08, Agus Suhendar (54) membenarkan banyak warga yang telah mengembalikan raskin yang dijualnya itu. Agus juga menyayangkan buruknya kualitas rastra kiriman dari Bulog Cianjur.
"Sebelum-sebelumnya tidak begini (berkutu). Kalau pun ada, masih bisa ditolelir lah. Tapi sekarang banyak sekali kutunya," kata Agus.
Agus menyebutkan, untuk Oktober ini, ia menerima rastra sebanyak tiga karung atau 150 kg. Beras tersebut akan dibagikan kepada 50 Kepala Keluarga (KK) penerima manfaat.
"Dari tiga karung, dua di antaranya kondisinya buruk, penuh kutu. Tidak tahu mau diapakan. Kalau tidak ada yang mau beli, saya kasihkan saja lah ke ayam," ucap dia
Kepala Gudang Bulog Karangtengah, Cianjur, Ade Kusumabrata berjanji akan mengganti beras raskin yang diterima warga Kampung Lemburtengah itu.
"Jika masyarakat menolak beras raskin karena ada persoalan kuantitas maupun kualitas, Bulog siap menggantinya hari ini juga," kata Ade.
Namun, Ade menolak disebut tidak memerhatikan kualitas beras sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Menurut dia, upaya pengecekan dan penyortiran hingga distribusi rastra dilakukan secara ketat.
"Saat beras masuk gudang sampai keluar kami lakukan pengecekan. Bahkan, kami sortir dulu sebelum didistribusikan ke masyarakat. Itu dilakukan untuk menjaga kualitas beras," ucap Ade.