Sukses

Cerita Menlu Retno Hanya Tidur 4 Jam Sehari

EGTC 2016 di UGM tidak hanya diikuti mahasiswa Jogja, tetapi juga dari Solo.

Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbagi cerita hidupnya sebagai diplomat perempuan di hadapan ribuan mahasiswa Jogja di Grha Sabha Pramana UGM, Rabu (2/11/2016). Perempuan pertama yang menjabat sebagai Menlu Indonesia itu menjadi pembicara inspiratif dalam ajang Emtek Goes To Campus (EGTC) 2016.

Retno Marsudi mengaku selama 30 tahun menjalani profesi itu, tidak sedikit orang yang mempertanyakan kemampuannya. "Selama ini diplomat selalu identik dengan laki-laki. Kalau ada perempuan yang menjadi diplomat selalu dipertanyakan bagaimana mengurus keluarganya dan sejenisnya," ujar Retno.

Meski demikian, ia tidak ambil pusing dan tetap menunjukkan kinerjanya. Sebagai diplomat, Retno pernah menjadi empat kali bekerja di luar negeri, yakni Canberra, Belanda, Norwegia, dan kembali ke Belanda. Selain sebagai duta besar, dia juga pernah menjabat sebagai Dirjen Amerika dan Eropa di Kementerian Luar Negeri.

Sebagai menlu, Retno mengaku ponselnya beroperasi 24 jam sehari karena dunia selalu hidup. Ketika di Indonesia tidur, warga di benua Amerika masih bangun dan begitu sebaliknya.

Maka itu, ketika kondisi baik-baik saja, ia bisa tidur malam selama 4-5 jam. Namun saat krisis terjadi, ia bisa tidak tidur sama sekali karena harus berkomunikasi dengan setiap perwakilan negara.

"Saya menikmati pekerjaan saya, tidak sekadar bekerja yang hanya membuat capai," ucap Retno.

Di hadapan mahasiswa, ia sempat menunjukkan salah satu foto saat bernegosiasi dengan Pemerintah Filipina terkait persoalan WNI baru-baru ini. Retno mengungkapkan, wajahnya terlihat kuyu karena sudah pukul 01.00 dinihari dan negosiasi berjalan alot. Namun, ia tetap harus menunggu penyelesaiannya.

Setiap pekerjaan, tutur dia, memiliki tantangan. Namun yang penting adalah laki-laki perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Ia juga memberi masukan supaya bekerja tidak melulu menggunakan nalar tetapi juga diimbangi dengan hati.

"Perempuan bisa melakukan pekerjaan sama baiknya dengan lelaki," kata dia.

2 dari 2 halaman

Ribuan Mahasiswa

Ribuan mahasiswa DIY-Jateng membanjiri acara EMTEK Goes To Campus di Grha Sabha Permana UGM sejak pukul 08.00 WIB meski pendaftaran baru dibuka pukul 08.30 WIB.

"Ada seribuan mahasiswa yang datang ke acara Emtek. Seluruh DIY, ada juga dari solo," ujar Aria Aji, Koordinator Registrasi EGTC Jogja.

Aji mengatakan untuk pendaftaran dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung di lokasi dan melalui daring. Acara digelar pada 2-3 November 2016. Mahasiswa juga mendapatkan kupon door prize dalam acara ini.

"Jadi, registrasi dulu nanti dapat kupon door prize dan sertifikat yang bisa ditukar akhir acara," ujar dia.

Sementara itu, salah satu mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Soleh, mengaku sangat senang bisa hadir dalam acara ini. Ia ingin melihat acara ini sampai selesai karena ada banyak acara menarik. Salah satu yang ingin ditontonnya adalah bintang film Iko Uwais.

"Tertarik sama bintang tamu Iko Uwais. Aku daftar on the spot. Keren acaranya," ujar dia.

Sementara itu, Agus, mahasiswa UNS, mengaku sudah menantikan acara ini cukup lama. Sebab, EGTC bisa memberikan pandangan langsung tentang perusahaan besar SCTV dan grupnya.

"Pengin sampai selesai ikutin acara karena acaranya banyak yang bagus bagus. Bintang tamunya juga bagus," kata dia.

EGTC di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, merupakan rangkaian yang kelima dan digelar di kampus UGM pada Rabu-Kamis, 2-3 November 2016. Sebelumnya, EGTC sukses digelar di Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga Surabaya, dan Universitas Padjadjaran Bandung.