Liputan6.com, Balikpapan - Keinginan sebuah keluarga di Kalimantan Timur yang mengajukan permohonan ke Mahkamah Agung agar melakukan tindakan eutanasia atau suntik mati kepada salah satu keluarga mereka semakin menyita perhatian publik bahkan pejabat.
Humaida merupakan seorang ibu yang sudah mengalami koma hampir enam tahun. Kondisi tersebut terjadi setelah pemasangan alat kontrasepsi di Klinik Muhammadiyah, Tanah Grogot, Kalimantan Timur. Semenjak itu, perempuan dengan lima anak ini hanya hanya bisa membuka dan menutup mata tanpa reaksi apapun secara fisik.
Untuk menghentikan penderitaan wanita berusia 46 tahun itu, keluarga sudah meminta pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Timur. Namun para dokter menolak eutanasia.
Advertisement
Pilihan pahit memang bagi anak-anak Humaida dan keluarganya. Tapi perawatan yang menguras biaya serta energi membuat opsi tersebut terpikirkan.
Banyaknya sorotan pada kasus ini menarik perhatian Pemprov Kalimantan Timur, khususnya Gubernur Awang Faroek Ishak. Ia pun lantas memerintahkan Humaida dipindahkan dari RS Panglima Tanah Grogot ke RSU Abdul Wahab Syahranie Samarinda.
Berita pasien yang mati suri atau koma selama hampir enam tahun ini paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, pada Rabu (2/11/2016).
Selain itu, ada pula kabar aksi demonstrasi menuntut Ahok yang akan digelar 4 November 2016. Demi menjaga situasi di daerah tetap kondusif dan tidak termakan isu-isu menyesatkan yang beredar di media sosial, Polresta Cirebon mengimbau agar masyarakatnya tidak berangkat ke Jakarta.
Ada pula perihal foto selfie dua remaja di Sungai Kutho, Pageruyung, Kendal, Jawa Tengah yang berujung maut. Mereka tewas setelah terbawa arus sungai.
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:
1. Keluarga Pasien Minta Suntik Mati, Gubernur Kaltim Turun Tangan
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak akhirnya turun tangan dalam penanganan Humaida, pasien koma selama hampir enam tahun. Humaida diagnosis mengidap penyakit vegetative state.
Penyakit ini dialami pasien yang mengalami kerusakan jaringan otak kronik berujung kelumpuhan seluruh fungsi organ tubuhnya.
Sebelumnya, putra Humaida, Ahmad Januar memang memberanikan diri menemui langsung orang nomor satu di Kaltim guna menuntut keadilan kondisi kesehatan ibunya yang sudah mati suri selama lima tahun dan enam bulan ini.
Saat itu, Januar mengungkapkan Awang Faroek meminta ibunya segera dipindahkan ke Rumah Sakit AW Sjahranie guna memperoleh penanganan intensif.
2. Aksi Redam Tensi Berbagai Daerah Jelang Demo 4 November
Jelang aksi demonstrasi menuntut Ahok yang akan digelar 4 November 2016, beragam cara dilakukan untuk meredam tensi demi menjaga situasi kondusif di berbagai daerah.
Polresta Cirebon, misalnya, mengimbau agar masyarakat Cirebon, khususnya ormas Islam dan alim ulama, tidak berangkat ke Jakarta.
AKBP Indra Jafar menyarankan agar masyarakat Cirebon lebih baik berdoa saja karena kekuatan doa itu lebih baik. Menurut Indra, para alim ulama di Cirebon juga sudah sepakat untuk mengadakan kegiatan di wilayah Cirebon saja atau bisa dengan cara lain seperti dengan memberi dorongan moral.
Meski begitu, Indra tak menampik jika kesatuan Brimob kini dalam siaga I. Namun, ia menyatakan status itu hanya masalah kesiapsiagaan karena masyarakat membutuhkan kecepatan di tempat kejadian.
3. Selfie Gaya Pendekar Berujung Maut
Foto selfie atau swafoto berujung maut kembali terjadi. Dua remaja tewas setelah
dihanyutkan arus Sungai Kutho, Pageruyung, Kendal, Jawa Tengah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, Abdul Haris dan Ainun Najib bersama dua rekan lainnya, yakni Agus Mulyadi dan M. Mahfud Saifudin menyeberangi Sungai Kutho untuk selfie atau berfoto bersama di seberang sungai usai latihan silat, Minggu, 30 Oktober 2016.
Kedua korban baru ditemukan oleh tim SAR setelah dua hari. Korban pertama ditemukan Selasa pagi tadi sekitar pukul 08.15 WIB, di dasar sungai oleh pencari pasir yang melaporkan ke tim SAR gabungan.