Sukses

Warga Keturunan India Diduga Bantu Penipuan Dimas Kanjeng

Warga keturunan India diduga pembantu Dimas Kanjeng Taat Pribadi itu sehari-hari bekerja sebagai kontraktor

Liputan6.com, Surabaya - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur menangkap warga keturunan India SP. Ramanathan (34) alias Vijay yang berdomisili di Tomang, Jakarta Barat. Vijay diduga turut serta dalam kasus penipuan yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

"Yang bersangkutan kita amankan dan kita tahan karena diduga turut serta terkait kasus penipuan, menerima aliran dana dari Dimas Kanjeng Taat Pribadi," tutur Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono kepada Liputan6.com, Jumat (4/11/2016).

Tersangka yang sehari-hari bekerja sebagai kontraktor itu ditangkap pada Selasa 2 November 2016 malam. "Tersangka kami bawa ke Mapolda Jawa Timur rabu kemarin untuk menjalani penyelidikan lebih lanjut," kata Argo.

Argo menjelaskan bahwa saat ditangkap, tersangka yang dianggap Dimas Kanjeng Taat Pribadi sebagai direktur operasional perusahaan emas batangan di Jakarta tidak bisa berkilah, karena telah disebut namanya oleh tersangka Suryono.

"Pengiriman uang itu juga atas perintah tersangka utama penipuan dengan modus penggandaan uang Taat Pribadi," ucapnya.

Argo menyatakan bahwa sesuai pengakuan Suryono kepada penyidik, Vijay mendapat pasokan uang senilai Rp 2 miliar. "Penyidik terus mengembangkan dari saksi lain, karena tersangka Karimullah dan tersangka lain dimungkinkan setor uang ke Vijay," kata dia.

Argo menegaskan bahwa perusahaan emas batangan di Jakarta dengan komisaris Taat Pribadi dan Vijay sebagai direktur operasional, hanyalah mencatut sebuah nama perusahaan emas di Jakarta. Penyidik mendatangai Kemenkum HAM untuk mengecek kebenaran perusahaan

"Dalam cross check itu, perusahaan emas batangan memang ada. Namun, yang duduk sebagai komisaris di perusahaan emas tersebut bukan Dimas Kanjeng dan direktur operasional bukan Vijay. Perusahaan itu hanya dipakai kamuflase. Kantornya adalah rumah biasa," ujar Argo.