Sukses

Lokasi Terkuburnya 11 Penambang Emas Liar Akan Dibangun Prasasti

Proses pencarian 11 penambang emas liar yang terkubur di dalam sumur sedalam lebih 50 meter resmi dihentikan.

Liputan6.com, Jambi - Proses evakuasi 11 penambang emas tradisional tak berizin di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, resmi dihentikan pada Senin, 7 November 2016.

Keputusan diambil usai pertemuan antara Bupati Merangin, Al Haris, Kodim 0420/Sarko, Polres Merangin, tim SAR, Brimob Datasemen Pamenang, Merangin, Basarnas, BPBD Merangin, Ketua DPRD Merangin dan perwakilan keluarga korban serta warga di aula kantor Kecamatan Renah Pembarap.

"Pada pertemuan itu dijelaskan kepada keluarga korban proses evakuasi dan kendalanya. Begitu juga rencana dibangunnya tugu atau prasasti," ujar Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Dalmanto saat dihubungi di Jambi, Selasa (8/11/2016).

Menurut Dalmanto, pembangunan tugu tersebut bermaksud sebagai tanda dan peringatan tragedi tambang di Merangin. Ia berharap prasasti itu membuka mata warga jika aktivitas penambangan tanpa izin amatlah berbahaya. Dengan begitu, ia berharap tidak sampai terulang kembali.

"Kami juga berbelasungkawa sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Semoga keluarga ikhlas, sabar dan tawakal," ucap Dalmanto.

Lebih lanjut, ia mengatakan, proses evakuasi yang sudah 13 hari memang tidak memungkinkan lagi dilanjutkan. Hal itu mengingat lokasi tertimbunnya 11 penambang terus digenangi air, meski sudah disedot dengan mesin pompa maupun alat berat.

"Sekali lagi, kami berharap kejadian ini jadi pengalaman, jangan terulang lagi dan ini yang terakhir," kata Dalmanto.

Kejadian di Merangin itu bukan yang pertama kali terjadi. Berdasarkan data yang dihimpun Liputan6.com, total sudah 19 orang menjadi korban penambangan liar di wilayah itu. Jumlah itu diyakini jauh lebih banyak tetapi para pemilik tambang (tauke) menutupi sehingga tidak terekspos.

Gubernur Jambi Zumi Zola menuding ada pemodal dari luar Jambi yang membuat keberadaan tambang liar semakin marak. Belum lagi ada mitos yang mendukung keberadaan tambang, seperti keyakinan warga jika emas akan ditemukan lebih banyak jika ada tumbal manusia.