Sukses

Urine Sapi untuk Pupuk Cair

Pupuk cair dari urine sapi bisa jadi opsi bahan kimia.

Liputan6.com, Siak - Sentra Peternakan Rakyat atau kelompok ternak Kabupaten Siak, Provinsi Riau, sudah memanfaatkan urine sapi sebagai pupuk cair guna menekan biaya produksi dalam pertanian dan perkebunan.

Kepala Bidang Pengembangan dan Produksi Ternak Disnakkanla Siak, Riau, Muhammad Wahidudin, mengatakan selama ini paradigma masyarakat menganggap urine sapi adalah limbah. Padahal sebenarnya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair yang berkualitas dan bisa diandalkan untuk menggantikan pupuk kimia.

"Secara efektif pemanfaatan urine sapi sebagai pupuk cair sudah dimulai kelompok ternak binaan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Siak sejak tahun 2013 silam," kata dia di Siak, Selasa, 8 November 2016, seperti dilansir dilansir Antara.

Dia mengatakan pihaknya mencoba mengubah paradigma masyarakat tentang urine sapi. Ada banyak keuntungan yang diperoleh dengan pemanfaatan urine sapi ini, salah satunya mampu menekan biaya produksi petani.

Menurut dia, Pemkab Siak sudah mengembangkan sistem zero waste dalam program integrasi pengembangan sapi potong.

"Ini merupakan program yang mencanangkan bahwa tidak ada limbah yang terbuang, termasuk urine sapi itu sendiri, begitu juga dengan kotorannya," ia memaparkan.

Dia memberi contoh, satu batang pohon sawit membutuhkan 7 kilogram pupuk kimia setiap bulannya dikalikan Rp 5.000 per kg pupuk kimia. Alhasil katanya akan ada biaya produksi senilai Rp 35.000 per pohon setiap bulan.

Sementara pupuk cair organik memiliki kandungan hara yang lebih lengkap dibandingkan pupuk kimia. Dengan pengolahan sederhana urine sapi dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.

"Pembuatan pupuk cair memberi banyak manfaat bagi petani dan peternak. Kebanyakan dari peternak Siak memiliki kebun sawit, dan mereka langsung memanfaatkannya," ia memungkasi.