Liputan6.com, Palembang - Kebakaran depot kayu yang terletak di pinggir Jalan Basuki Rahmat, Kecamatan Kemuning, Kota Palembang, Sumatera Selatan, pada Selasa sore tadi sempat membuat arus kendaraan jalan protokol ini ditutup.
Si jago merah yang terus melalap tumpukan kayu tersebut juga membuat para petugas kesulitan memadamkan jilatan api yang terus membubung tinggi. Warga pun berbondong-bondong melihat kebakaran di depot kayu milik Syukur (55).
Terlebih, kobaran api seolah membentuk penampakan mirip wajah anjing. Riri (29), salah satu warga mengatakan, dirinya melihat bentuk wajah anjing di tengah kobaran api saat sedang mengabadikan foto kebakaran.
"Saya sengaja mendekat ke kebakaran, mau lihat ‎mengapa kobaran api itu seperti susah dipadamkan. Lalu, saya memotret pakai telepon genggam secara dekat. Tapi waktu dilihat hasilnya, kok kobaran apinya mirip wajah anjing," ucap dia kepada Liputan6.com, Selasa (8/11/2016).
Baca Juga
Karena masih kurang percaya, Riri lalu melakukan pembesaran foto di telepon genggamnya. Ternyata bentuk wajah anjing di kobaran api tersebut memang terlihat jelas, seperti kedua mata dan hidung. Tidak hanya wajahnya saja, kobaran api tersebut juga membentuk telinga dan kedua tangan anjing seperti posisi tertidur.
Sementara itu, Syukur sang pemilik depot kayu mengatakan kebakaran terjadi diperkirakan karena korsleting setelah listrik padam.
"Karyawan saya yang memberitahu kalau terjadi kebakaran di depot kayu. Kebakaran terjadi setelah listrik yang awalnya padam, mendadak hidup dan sepertinya langsung tegangan tinggi, lalu terjadi kebakaran," ia membeberkan.
Saat diberitahu terjadi kebakaran, Syukur langsung bergegas ke depot kayu sekaligus tokonya tersebut. Ia nekat menerobos kobaran api untuk menyelamatkan dokumen penting di dalam toko.
Kendati bisa membawa keluar beberapa dokumen penting, Syukur mengalami sedikit luka bakar di kedua tangannya.
Kebakaran ini bukan kali pertama terjadi di depot kayunya. Sekitar Juni 2016, sempat terjadi kebakaran namun berhasil dipadamkan. Dari kebakaran yang melalap usahanya sejak 1990-an ini, Syukur mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 20 miliar.
Advertisement