Sukses

2 Seri Perangko Batik Karya Istri Raja

Koleksi perangko jadi hobi orang-orang besar dalam sejarah dunia.

Liputan6.com, Yogyakarta - Dua seri perangko terbatas diluncurkan dalam pembukaan Pameran Nasional Filateli (Panfila) Jogja 2016 di Phytagoras Hall Taman Pintar Jogja, Rabu (9/11/2016). Dua seri perangko bertajuk Keris Nusantara dan Keris Jogja serta Batik Asthabrata itu dicetak sebagai souvenir carik kenangan, masing-masing 8.000 lembar dan 4.000 lembar.

"Keduanya bisa diperoleh di stan PT Pos Indonesia yang terdapat di areal pameran," ujar Kurniawati Tri Lestari, ketua panitia penyelenggara Panfila Jogja 2016.

Perangko Batik Asthabrata merupakan karya GKBRAy A Paku Alam, istri Paku Alam X. Terinspirasi dari ajaran kepemimpinan Asthabrata yang terdapat dalam naskah kuno di Puro Pakualaman dan dituangkan dalam motif batik.

Sosok pemimpin dalam Asthabrata mengambil sifat dan perilaku dari karakter benda alam semesta, meliputi matahari, bulan, bintang, langit, angin, lautan, api, dan tanah.

Langit, misalnya, luas tak terbatas yang menunjukkan seorang pemimpin harus mampu menampung beragam pendapat rakyat atau angin yang selalu bisa berada di mana saja menjadi simbol pemimpin harus dekat dengan rakyat tanpa membeda-bedakan derajat.

Jika dikerucutkan maka filosofi kepemimpinan selalu berujung pada kebijaksanaan dan kebenaran yang nilainya universal.

Terkait Panfila Jogja 2016, Kurniawati mengungkapkan kegiatan ini yang mendukung pameran filateli internasional Bandung 2017. Pameran di Jogja diselenggarakan mulai 9-13 November 2016 dan diikuti 79 exhibitors dari 16 provinsi dengan koleksi sebanyak 217 frames dan 2 literatur.

Selain itu ada pula juri internasional dari Singapura dan Korea yang akan memberikan penilaian. "Yang berbeda kali ini adalah munculnya banyak filatelis baru dan sebagian besar kelas remaja," ucapnya.

Perangko batik karya raja diluncurkan terbatas di Jogja (Liputan6.com / Switzy Sabandar)

Vice President PT POS Indonesia Konsinyasi dan Filateli Gunawan Aini menuturkan filateli bisa diperkenankan kepada anak sebagai alternatif hobi menghabiskan waktu secara positif.

Ia juga berkeinginan memperbaiki perangko yang ada di Indonesia karena masih kalah beberapa langkah jika dibandingkan dengan perangko di luar negeri.

"Taipei kualitas printing baik, Indonesia harus bisa melangkah," kata Gunawan.

Dia menegaskan perangko adalah work of art maka perlu mempresentasikannya dengan kualitas dan desain yang lebih baik.

2 dari 2 halaman

Hobi Raja Inggris Sampai Freddy Mercury

Filateli atau kegemaran mengumpulkan perangko ternyata juga dilakukan oleh sebagian orang-orang berpengaruh di dunia. "Ini hobi para raja," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Ahmad M. Raml usai pembukaan Pameran Nasional Filateli (Panfila) Jogja 2016 di Phytagoras Hall Taman Pintar Jogja, Selasa (9/11/2016).

Ia menyebutkan kegemaran ini juga diikuti oleh Raja George V dari Inggris, Presiden Amerika Roosevelt, Raja Alfonso XIII dari Spanyol, Raja Fuad dari Mesir, dan Ratu Marie dari Rumania. Selain itu, Freddy Mercury vokalis Queen serta John Lennon The Beatles juga pengumpul perangko.

Hal ini, kata dia, menunjukkan perangko merupakan salah satu benda seni yang dikagumi di dunia. Filateli bersifat global dan bisa dilakukan oleh siapa saja, dari berbagai umur dan kalangan tanpa membedakan latar belakang.

Pengumpul pertama benda yang digagas oleh Sir Rowland Hill pada 1840 adalah Doktor Gray. Ia seorang pejabat museum di Inggris dan tercatat sebagai pengumpul pertama. Laki-laki itu mencari perangko melalui surat kabar The London Times pada 1841. 

Perangko batik karya raja diluncurkan terbatas di Jogja (Liputan6.com / Switzy Sabandar)

Seorang guru di Perancis juga menggunakan perangko sebagai alat peraga dalam mata pelajaran geografi yang semula kurang diminati. Perangko berhasil menarik perhatian siswa dan membuat mereka keranjingan prangko serta bersaing untuk melengkapi koleksinya. Album perangko bergambar pertama diterbitka oleh Lallier di Perancis pada 1862.

"Saat ini tercatat ada 50 juta filatelis di dunia dan sepertiganya berasal dari Cina," ucap Ahmad.

Merunut sejarahnya, perangko berasal dari bahasa latin franco yang berarti tanda pembayaran untuk melunasi biaya pengiriman surat. Bentuknya berupa secarik kertas bergambar yang diterbitkan oleh pemerintah.

Pada bagian depannya memuat nama negara dan nilai nominal tertentu, sedangkan bagian belakang untuk direkatkan. Perangko yang ditempelkan pada surat menunjukkan biaya pengiriman surat telah dilunasi oleh pengirim surat dan pihak pos berkewajiban menyampaikan surat tersebut ke alamat tujuan.

Video Terkini