Liputan6.com, Bandung - Aksi begal belakangan kembali meresahkan warga Kota Bandung, khususnya mahasiswa ITB. Bahkan, tiga mahasiswa ITB menjadi korban begal dalam 18 hari terakhir. Korban terakhir menimpa Rifqi Ziadan Muhariri (20), mahasiswa ITB jurusan Teknik Geodesi, pada Minggu pagi, 5 November 2016.
Setelah wacana pembatasan jam malam, Wakil Rektor ITB Miming Miharja mengatakan juga akan menyiapkan pengamanan khusus bagi mahasiswa. Pengamanan itu berlaku untuk mahasiswa yang terpaksa lembur dan berencana pulang ke rumah pada malam hari.
"Jadi, keluar kampus akan dikawal satpam, tapi dengan syarat kalau ada keharusan yang bersifat urgent, sehingga harus sampai malam hari dengan izin tertentu," kata dia, Rabu, 9 November 2016.
Baca Juga
Selain itu, pengawalan sendiri bersifat situasional. Jika personel keamanan tidak memungkinkan, mahasiswa akan dianjurkan untuk menginap di kampus.
"Nanti akan menyediakan SOP satuan keamanan dan mengantar sampai rumah kalau diperlukan. Jadi, nanti melihat keterbatasan personel dan lihat kemungkinannya," katanya.
Miming mengakui jika aksi begal itu meresahkan tidak hanya mahasiswa, tetapi juga dosen dan pegawai kampus ITB. Meski begitu, ia menilai kejadian tersebut bukan sesuatu yang luar biasa.
"Jangan tanggapi sebagai kejadian luar biasa, rektorat menyampaikan dan merespons berbagai langkah agar tetap aman," kata Miming.