Liputan6.com, Cianjur - Warga sepanjang aliran Sungai Citarum mulai cemas. Hal itu menyusul dibukanya spill way 3 Waduk Saguling, yang berakibat meluapnya sungai tersebut.
Warga khawatir meluapnya Sungai Citarum yang melintasi empat desa di Kabupaten Cianjur menimbulkan banjir. Sebab, saat ini ketinggian air hampir mencapai daratan.
Baca Juga
"Kami sangat cemas, karena sudah tiga hari ini permukaan air terus naik," kata Komariah, warga Kampung Bantarcaringin, Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Minggu (13/11/2016).
Advertisement
Dibukanya pintu bendungan dikarenakan debit air Waduk Saguling sudah mencapai ketinggian maksimal. Akibatnya, Sungai Citarum meluap.
Luapan air Sungai Citarum terus menggerus tebing bantaran sungai, hingga nyaris ada yang masuk ke permukiman warga.
Bahkan, di Kampung Bantarcaringin, Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, jembatan yang menghubungkan Kabupaten Cianjur dengan Bandung Barat sudah tertutup sungai.
Meski air sungai belum melimpah ke permukiman, namun akibat debit air yang terus naik, membuat sejumlah warga mulai membenahi perabotan di rumahnya.
"Kalau datang banjir kami sudah siap," kata Iyah, warga Kampung Bantarcaringin.
Hanya saja perempuan 39 tahun itu tidak tahu harus kemana, apabila rumahnya terendam. Sebab dia tidak memiliki sanak saudara di Cianjur.
"Kalau banjir saya mesti ngungsi kemana? Rumah saudara jauh semua," terang ibu empat anak ini.
Sejak permukaan air Sungai Citarum naik, kampung yang dihuni sekitar 400 jiwa ini paling merasakan dampaknya.
Bahkan, aparatur di wilayah ini sudah meminta warga yang tinggal di bantaran sungai, untuk segera mengungsi. Sebab, air Sungai Citarum terus naik sehingga berpotensi banjir.
"Kami sudah minta warga yang tinggal di bantaran sungai untuk mengungsi, karena kondisi sudah bahaya. Ini dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban maupun materil," terang Camat Haurwangi Djadjat Sudrajat.
Djajat menyebutkan, ada empat desa di Kecamatan Haurwangi, Cianjur yang dilintasi Sungai Citarum. Saat ini, di wilayah bantaran sungai dalam status Siaga I.
"Sejauh ini hanya jembatan tertutup air, tapi tidak hancur, dan ada satu pos satpam milik perusahaan PLTA hanyut," kata dia.
Sementara, dampak lain akibat meluapnya Sungai Citarum menyebabkan di beberapa titik bantaran sungai tergerus air selebar lima meter hingga 10 meter dari bibir sungai.
"Tapi sekarang sedang diperbaiki oleh PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling, supaya air sungai tidak masuk ke pemukiman," pungkas Djajat.