Liputan6.com, Bandung - Banjir yang terjadi di Stasiun Kota Bandung (Stasiun Hall), Jawa Barat, mengakibatkan keterlambatan perjalanan dan pemberangkatan sejumlah rangkaian kereta api (KA) di stasiun itu pada hari ini.
"Ketinggian genangan sekitar 50 centimeter, dan merendam jalur rel dan ruang tunggu di stasiun bagian selatan, sehingga perjalanan KA tertahan di beberapa stasiun di Bandung," ucap Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) II Bandung Ilud Siregar di Bandung, Minggu (13/11/2016), seperti dilansir Antara.
Ia menyebutkan, akibat genangan air itu, PT KAI menghentikan perjalanan KA di beberapa stasiun terdekat. Alhasil, terjadi keterlambatan perjalanan dan pemberangkatan kereta api.
Advertisement
Baca Juga
KA Argo Parahyangan nomor perjalanan 25 jurusan Bandung mengalami keterlambatan pemberangkatan dari pukul 14.30 WIB menjadi berangkat pukul 16.00 WIB. Ini berarti terlambat sekitar satu setengah jam.
"Untuk pemberangkatan KA Argo Parahyangan tujuan Jakarta baru diberangkatkan pukul 16.00 WIB, ada keterlambatan sekitar 90 menit dari jadwal semula," kata Ilud.
Selain itu KA 25, KA Argo Parahyangan yang dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung tertahan di Stasiun Cimahi, juga KA 32 Argo Parahyangan jurusan Jakarta-Bandung juga tertahan di Stasiun Padalarang.
Selain itu sejumlah kereta rel diesel (KRD) Bandung Raya juga tertahan di beberapa stasiun, seperti KRD 390 jurusan Padalarang-Cicalengka tertahan di Stasiun Ciroyom, KRD 400 jurusan Padalarang Cicalengka tertahan di Stasiun Cimindi.
Kereta rel diesel 381 jurusan Cicalengka-Padalarang juga tertahan di Stasiun Kiaracondong. Selain Argo Parahyangan dan KRD, banjir itu juga mengakibatkan perjalanan KA Serayu jurusan Purwokerto-Pasar Senen Jakarta juga harus menunggu antrean untuk melaju di Stasiun Kiaracondong.
"Genangan terjadi sejak pukul 12.00 WIB akibat hujan deras yang disertai angin. Langkah penanganan melakukan penyedotan air dengan menggunakan pompa air," kata Ilud.
Hasilnya cukup membantu terjadi penurunan genangan dari beberapa ruas rel. Dari semula 50 centimeter turun menjadi 25 centimeter. Penundaan perjalanan KA itu dilakukan demi keamanan perjalanan KA.
Pihaknya juga melakukan upaya penanganan penumpang, baik penumpang KRD maupun KA Argo Parahyangan yang menuju Stasiun Bandung dan tertahan di Stasiun Cimahi dan Padalarang.
Hujan Badai
Selain mengakibatkan banjir, hujan badai di kawasan itu juga mengakibatkan sebuah atap parkir kendaraan di Jalan Stasiun selatan juga ambruk akibat tertiup angin kencang.
Sementara itu hingga sore tadi sekitar pukul 16.50 WIB, hujan deras masih mengguyur kawasan Bandung Raya dan sekitarnya. Banjir juga terjadi di sejumlah daerah di Kota Bandung antara lain di Jalan Sukajadi dan Sukagalih, Jalan Cijerah depan Pasar Cijerah, perempatan Jalan Gedebage, Jalan Sunda.
Selain itu, banjir juga terjadi di Jalan Pagarsih. Bahkan banjir di kawasan Jalan Pagarsih ketinggiannya lebih parah dengan ketinggian sekitar 1,5 meter. Jalan itu kembali menjadi sungai akibat luapan Sungai Citepus yang tidak mampu menampung debit air.
Belasan pohon tumbang akibat hujan badai itu seperti di Lapangan Pajajaran, di Jalan Serayu, di Jalan Brantas, serta sebuah bilboard juga tumbang di Jalan Sudirman, Kota Bandung.
Jalur Bandung-Garut Kembali Terendam
Sementara itu, jalur lalu lintas vital Bandung-Garut, di kawasan industri Kahatex dan Dwipapuri, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kembali kebanjiran. Kemacetan pun tidak bisa dielakkan terjadi di jalur itu pada Minggu sore tadi.
Kepala Polsek Cimanggung, Komisaris Polisi Amin Taufan mengatakan, personel lalu lintas dan patroli telah diterjunkan untuk mengatur jalur nasional dari arah Bandung menuju Garut. "Anggota sudah di lokasi, unit lalu-lintas dan patroli," ujar dia, Minggu (13/11/2016), seperti dilansir Antara.
Ia menuturkan, banjir yang menggenangi badan jalan nasional itu setinggi antara 30 sampai dengan 50 centimeter. Akibat banjir itu, kendaraan sulit untuk melintas, sehingga terjadi antrean kendaraan hingga kawasan Permata Hijau, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
"Jalur lalu-lintas mobil besar saja, antreannya sampai Permata Hijau," ia menambahkan.
Banjir menutup badan jalan nasional itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Bandung bagian timur dan sekitarnya, menjelang sore. Banjir tidak hanya menggenangi badan jalan nasional di jalur Cileunyi-Cicalengka, tapi juga di jalur sebaliknya.
Akibat banjir itu arus kendaraan terhambat, sehingga terjadi kemacetan dari dua arah. Banjir di jalur nasional sudah beberapa kali terjadi, sebagaimana terjadi pada Jumat, 11 November 2016, banjir merendam jalan tersebut.