Sukses

Tinggi Muka Air Waduk Jatiluhur 2 Meter dari Batas Kritis

Batas kritis tinggi muka air Waduk Juanda Jatiluhur adalah 109 meter di atas permukaan laut.

Liputan6.com, Purwakarta - Tingginya intensitas hujan yang terjadi selama sepekan terakhir disertai besarnya debit air yang dikeluarkan Waduk Saguling dan Cirata ke Waduk Juanda Jatiluhur Purwakarta membuat tinggi muka air di waduk itu terus meningkat.

Saat ini, tinggi muka air (TMA) di Waduk Juanda Jatiluhur Purwakarta berada di titik 107,84 atau 2 meter di bawah batas kritis, yaitu 109 meter di atas permukaan laut. Meski begitu, Perum Jasa Tirta II (PJT) Waduk Jatiluhur memastikan jika kondisi itu masih aman.

"Insya Allah masih aman, karena saat ini kita terus bekerja untuk mengendalikan dan mengontrol agar air dari waduk Juanda Jatiluhur ini tidak melebihi ambang batas," kata Dirut PJT 11 Djoko Saputro saat dimintai keterangan, Senin (14/11/2016).

Saat ini, pihak PJT II mengoptimalkan koordinasi dengan pengelola Waduk Saguling dan Cirata. Itu dilakukan untuk mengendalikan dan mengontrol air yang digelontorkan ke aliran Sungai Citarum.

"Kita tidak bekerja sendirian dalam mengatur pengontrolan air, tapi juga bekerja bersama pengelola Waduk Cirata dan Saguling," kata dia.

Ia menyatakan saat ini, kondisi tinggi muka air Waduk Jatiluhur masih dalam kategori normal. Bukaan air yang digelontorkan pun diatur agar tidak terjadi banjir di daerah yang dilintasi Citarum.

Terkait dengan peristiwa banjir yang terjadi di wilayah Karawang, ia menegaskan hal itu bukan karena limpasan air waduk Jatiluhur yang digelontorkan ke aliran Sungai Citarum. Banjir terjadi karena limpasan dari sejumlah sungai yang berada di daerah tersebut, seperti Sungai Citarum.

Kondisi itu dinamakan backwater. Artinya, kondisi aliran Sungai Citarum berbalik alias tidak mengalir karena tingginya debit air di Sungai Cibeet.

Ia menegaskan, untuk saat ini tinggi muka air Waduk Jatiluhur masih aman. Kewaspadaan perlu dilakukan jika tinggi muka air waduk mencapai 109 meter di atas permukaan laut.

Maksimal titik kritis pengeluaran air 900 meter kubik per detik. "Kami menjamin masih aman. Kalau limpas ya memang limpas airnya. Tapi tidak berlebih sampai ke bawah," kata dia.