Sukses

Top 3: Insiden Maut di Air Terjun Terindah Bone

Serbuan arus yang deras membuat sebagian wisatawan terjebak, bahkan ada pula yang ditemukan sudah tak bernyawa.

Liputan6.com, Bone, Sulawesi Selatan - Kabar duka datang dari objek wisata populer di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pengunjung yang tengah asyik menikmati keindahan air terjun Salo Merunge dikejutkan dengan datangnya air bah. 

Serbuan arus yang deras membuat sebagian wisatawan terjebak, bahkan ada pula yang ditemukan sudah tak bernyawa. Diperkirakan jumlah pengunjung saat itu mencapai ratusan orang.

Hingga malam ini, berita tersebut menjadi kabar yang paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com. Terutama di kanal News, Senin (14/11/2016). 

Kabar lainnya yang tak kalah diburu datang dari Waduk Jatiluhur Purwakarta. Akibat tingginya intensitas hujan selama sepekan terakhir membuat permukaan waduk semakin meningkat.

Ada pula kisah Mbah Gotho, manusia tertua di dunia asal Sragen yang baru saja memperoleh alat bantu dengar.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Petaka di Air Terjun Terindah di Bone

Air Terjun Salo Merunge di Desa Ureng, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Sulsel. (Liputan6.com/Fauzan)

Ratusan pengunjung di objek wisata Air Terjun Salo Merunge di Desa Ureng, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, dikagetkan datangnya air bah.

Saat air bah datang, sejumlah pengunjung bergegas naik dari sungai. Hanya saja datangnya arus yang begitu cepat dan deras mengakibatkan puluhan pengunjung terjebak di sungai tersebut, termasuk rombongan keluarga Sekretaris Daerah (Sekda) Bone Andi Surya Dharma. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, paling tidak ada delapan pengunjung yang dinyatakan hanyut terbawa arus.

"Kalau korban yang tewas ini ditemukan di Desa Usa. Korban datang ke Salo Merunge ini bersama suaminya, yakni Sukri (30). Suami korban sendiri ditemukan oleh tim SAR sekira pukul 18.25 Wita. Kalau keluarga Pak Sekda, alhamdulillah selamat semua," ucap Hasnawati, Minggu (13/11/2016).

Selengkapnya... 

2. Tinggi Muka Air Waduk Jatiluhur 2 Meter dari Batas Kritis

Batas kritis tinggi muka air Waduk Juanda Jatiluhur adalah 109 meter di atas permukaan laut. (Liputan6.com/Abramena)

Tingginya intensitas hujan yang terjadi selama sepekan terakhir disertai besarnya debit air yang dikeluarkan Waduk Saguling dan Cirata ke Waduk Juanda Jatiluhur Purwakarta membuat tinggi muka air di waduk itu terus meningkat.

Saat ini, tinggi muka air (TMA) di Waduk Juanda Jatiluhur Purwakarta berada di titik 107,84 atau dua meter di bawah batas kritis, yaitu 109 meter di atas permukaan laut.

"Insyaallah masih aman, karena saat ini kita terus bekerja untuk mengendalikan dan mengontrol agar air dari waduk Juanda Jatiluhur ini tidak melebihi ambang batas," kata Dirut PJT 11 Djoko Saputro saat dimintai keterangan, Senin (14/11/2016).

Terkait dengan peristiwa banjir yang terjadi di wilayah Karawang, ia menegaskan hal itu bukan karena limpasan air waduk Jatiluhur yang digelontorkan ke aliran Sungai Citarum. 

Selengkapnya...

3. Ngobrol dengan Mbah Gotho Kini Bisa Bisik-Bisik

Sebelumnya, keluarga harus berteriak tepat di telinga untuk bicara dengan Mbah Gotho. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Mbah Gotho, orang tertua di dunia yang berusia 146 tahun asal Sragen terlihat semringah setelah memperoleh bantuan alat bantu dengar dari Starkey Hearing Foundation. Indra pendengaran Mbah Gotho membaik setelah dipasang dua unit alat bantu dengar di kedua telinganya.

Saat diperiksa, Mbah Gotho ditemani cucunya yang bernama Suryanto bersama istri. Ia hanya diam tak mengeluh ketika dokter THT memeriksa dan membersihkan telinganya yang akan dipasang alat bantu dengar. Ia hanya tiduran sambil menggerak-gerakan jari-jari tangannya.

"Piye mbah krungu rindik atau banter? (Gimana, Mbah, suaranya terdengar keras atau kecil)," tanya dia. 

"Yooo, krungu banter (Iya terdengar keras), " jawab singkat Mbah Gotho.

Selengkapnya...