Liputan6.com, Yogyakarta - Gangguan sinyal dan banjir mengakibatkan keterlambatan jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta api di Stasiun Tugu, Kota Yogyakarta. Hal ini mengakibatkan penumpukan penumpang di stasiun tersebut.
"Penyebabnya kereta yang dari Jakarta dan Bandung mengalami masalah gangguan sinyal dan banjir. Jadi berimbas ke kereta yang menuju Jakarta dan Bandung," ucap Wakil Kepala Stasiun Tugu, Yogyakarta, Xinanti, kepada Liputan6.com, Senin (14/11/2016) malam.
Beberapa kereta api yang delay atau mengalami keterlambatan itu di antaranya KA Turangga, KA Taksaka, KA Lodaya, dan Argo Dwipangga. Keterlambatan ini, menurut Xinanti, terjadi sejak Senin pagi tadi, sehingga banyak calon penumpang kereta api yang komplain.
Kendati demikian, Xinanti memberikan tiga solusi kepada para calon penumpang kereta api. Pertama, calon penumpang kereta dialihkan ke kereta lain yang arahnya tetap ke Jakarta atau Bandung.
Advertisement
Baca Juga
"Misalnya, calon penumpang kereta tujuan Yogyakarta-Jakarta dialihkan menggunakan KA Gajayana tujuan Malang-Yogyakarta-Jakarta. Namun, bila tiket kereta pengganti lebih mahal, maka ditanggung oleh penumpang," Xinanti menjelaskan.
Solusi kedua, imbuh dia, calon penumpang menunggu kereta datang dengan estimasi waktu sekitar 4-5 jam. Namun, hal itu berlaku tentatif karena keterlambatan akibat force majeure (faktor di luar kehendak seperti bencana alam).
Terakhir, Xinanti mengatakan, calon penumpang dapat mengembalikan tiket kereta api. Ia pun menjamin calon penumpang menerima uang pengembalian tiket secara utuh atau 100 persen.
Sementara itu, beberapa penumpang meminta pertanggungjawaban PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena mereka batal menghadiri suatu kegiatan atau acara dinas. Untuk itu, menurut Xinanti, mereka dikasih solusi dengan surat keterangan dari pihak stasiun.
Alat Sinyal Tersambar Petir
Adapun sejumlah perjalanan kereta api terlambat akibat kerusakan visual display unit (VDU) atau alat pengatur persinyalan di Stasiun Karawang dan Stasiun Klari, Jawa Barat. Alat itu rusak setelah tersambar petir.
"Berdasarkan informasi yang kami terima dari Pusat Pengendali PT KAI Daop 1 Jakarta, kerusakan VDU di Stasiun Karawang dan Stasiun Klari terjadi karena tersambar petir," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Ixfan Hendriwintoko di Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (14/11/2016).
Akibat kejadian tersebut, kata dia, sistem persinyalan menjadi terganggu sehingga perjalanan sejumlah KA dari dan menuju Jakarta terlambat karena dilayani secara manual.
Dalam satu bulan terakhir, banyak perjalanan kereta api yang mengalami keterlambatan keberangkatan atau kedatangan. Alhasil, banyak calon penumpang yang mengeluhkan pelayanan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Faktor Cuaca Ekstrem
Menanggapi hal itu, Direktur Utama KAI Edi Sukmoro menjelaskan banyaknya kereta yang terlambat itu karena faktor cuaca yang belakangan cukup ekstrem.
"Kami sangat memperhitungkan ini, karena memang sesuai BMKG kalau bulan Desember ini curah hujan tinggi, jadi kita tetap mengutamakan keselamatan," kata Edi Sukmoro di gedung JRC, Jakarta, Senin (14/11/2016).
Menurut Edi, keselamatan calon kereta api menjadi yang paling utama. Karena jika kereta dipaksakan hanya demi mengejar ketepatan waktu, akan sangat berisiko bagi perjalanan kereta itu sendiri.
Ia mencontohkan, di Stasiun Bandung kemarin, operasional terpaksa lumpuh beberapa saat. Keberangkatan dan kedatangan kereta api terpaksa tertunda berjam-jam. Sebabnya, rel kereta di Stasiun Bandung tergenang air karena hujan deras mengguyur Kota Kembang dalam beberapa hari belakangan.
Edi menjelaskan, jika kereta api dipaksakan untuk jalan di tengah kondisi seperti itu, bisa menimbulkan risiko elektrifikasi yang dampaknya justru akan lebih berbahaya.