Liputan6.com, Bandung Kantin Gedung Sate memiliki berbagai macam penjaja makanan dan minuman, dari yang dulunya pedagang kaki lima hingga pensiunan pegawai negeri.
Salah satu penjual lontong kari dan bubur ayam di kantin Gedung Sate, Ibu Samsu, mengaku dulunya sempat berkeliling menggunakan gerobak di sekitar jalan Diponegoro mengelilingi Gedung Sate.
“Dulu dari tahun 70-an udah jualan di deket Gedung Sate. Masih (harga) 150 perak juga dulu jualannya,” ujarnya saat ditemui di kantin Gedung Sate, Jumat (11/11/2016) siang.
Advertisement
Bagi pedagang yang ingin membuka warung di sini tidak dikenakan biaya sewa selangit. Hanya berkontribusi biaya kebersihan sebesar Rp. 50.000 per minggu dan retribusi Rp 100.000 setiap satu bulan sekali.
Kini, Samsu mengaku telah memiliki banyak pelanggan tetap dari karyawan Gedung Sate. Setelah lima tahuh berjualan, pelanggan yang dulu suka beli, bahkan sampai bawa anaknya segala untuk menjajal menunya.
Aktivitasnya dimulai sejak jam 06.00 pagi. Menu yang ditawarkannya adalah menu sarapan. Namun, waktu siang dan sore pun masih ada saja yang memesan lontong kari dan bubur ayam kreasi Bu Samsu.
“Saya jual bubur sama lontong kari itu 10 ribu-an. Pagi sih yang rame. Pada sarapan di sini kali ya yang tinggalnya dari jauh. Siang juga tetep ada yang mesen. Sampe sore malah saya tutupnya pas udah pada pulang,” ujar perempuan 53 tahun itu.
Gigihnya dalam berdagang mengantarkan keempat anaknya untuk bisa bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak hanya berjualan di kantin, dia pun menerima tawaran apabila ada yang memesan lontong kari dan bubur buatannya untuk acara tertentu.
“Kalo ada pesta rakyat di sini, Pemprov suka ajak saya. Jadi dipesen gitu ratusan porsi lontong kari dari Pemprov. Ntar mereka yang dateng di pesta rakyat saya bagi-bagiin,” katanya.
Hal serupa diungkapkan Sarti, penjual nasi rames. Bersama temannya, dia telah berjualan di kantin Gedung Sate selama tujuh tahun.
“Saya berdua jualan sama temen di sini. Awalnya di daerah Balubur. Lebih rame-lah di sini. Kalo ada pesta rakyat kan suka dipesen juga. Sehari saya bisa dapet Rp 400-500 ribu,” katanya.
Dengan membawa cucunya, Sarti sibuk mempersiapkan dagangannya sejak pukul 05.30 pagi. Karyawan mulai ramai berdatangan saat jam 12.30 siang. Bagaimana, makan di kantin Gedung Sate yuk!
Powered By:
Pemprov Jabar