Liputan6.com, Batu - Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, bakal meningkatkan sosialisasi kewaspadaan ke pengelola penginapan agar lebih berhati–hati menerima tamu. Terutama, mewaspadai potensi pelaku tindak kejahatan terutama anggota jaringan terorisme bersembunyi di kota wisata itu.
Peningkatan kewaspadaan ini menyusul peristiwa teror telepon ancaman meledakkan Gereja Katolik Gembala Baik Hati pada Senin 14 November kemarin. Apalagi kota wisata ini memiliki rekam jejak sebagai tempat persembunyian jaringan terorisme.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Linmas Kota Batu, Thomas Maedo mengatakan, selama ini sudah sering disosialisasikan ke pengelola penginapan khususnya pengelola sekitar 300 vila di kawasan wisata Songgoriti agar waspada ke tamu.
“Karena Kota Batu adalah kawasan wisata yang terbuka, siapapun bisa masuk. Mungkin perlu ditingkatkan lagi sosialisasi kewaspadaan pada lingkungan masing – masing,” ujar Thomas di Kota Batu, Selasa (15/11/2016).
Advertisement
Baca Juga
Kota Batu tercatat beberapa kali menjadi tempat singgah bagi pelaku kejahatan terorisme. Dr Azahari Husin, otak peristiwa Bom Bali tewas dalam sebuah penyergapan di sebuah vila di Kota Batu pada 2005 silam. Hendrawan, seorang anggota jaringan teroris Noordin M Top, juga pernah bersembunyi di Kota Batu sebelum ditangkap Densus 88 di Solo, Jawa Tengah pada 2009.
Selain kewaspadaan, berbagai kegiatan yang melibatkan komunitas lintas agama juga sering digelar di kota ini. Tujuannya, bersama–sama membangun melalui berbagai perbedaan. Kegiatan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat itu meliputi pembentukan forum deteksi dini, forum komunitas antar-umat beragama hingga forum pembaharuan.
“Beberapa minggu lalu juga pernah ada kegiatan bersama membersihkan dan mengecat ulang tembok sebuah klenteng yang penuh coretan dari orang tak bertanggung jawab,” ucap Thomas.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kota Batu, AKBP Leonardus Simarmata seusai penyisiran di Gereja Katolik Gembala Baik Hati menyebut bakal mendalami setiap informasi yang masuk tentang jaringan kelompok radikal. Meski sejauh ini belum ada indikasi adanya jaringan teroris yang masuk ke Kota Batu.
“Setiap informasi akan kami dalami. Nanti kalau ada informasi, pasti kami sampaikan ke publik,” Kapolres Kota Batu menandaskan.