Liputan6.com, Bandung - Teror bom di Samarinda, Kalimantan Timur, menghidupkan alarm siaga di sejumlah daerah. Pengamanan diperketat guna memperkecil peluang peneror beraksi kembali di kota lain.
Di Kota Bandung, misalnya, Polrestabes Bandung menyatakan siap bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk menjaga rumah-rumah ibadah.
Kapolrestabes Bandung Kombes Winarto mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah khusus juga ekstra untuk meredam timbulnya gangguan keamanan di Kota Bandung, Jawa Barat.
"Ya kita akan lebih ekstra (pengamanan) kita lakukan pengamanan di setiap kegiatan agama. Termasuk, kita terus lakukan pendataan apabila ada gejolak-gejolak walaupun itu kecil akan segera kita redam," kata Winarto di Mapolrestabes Bandung, Selasa (15/11/2016).
Advertisement
Baca Juga
Winarto mengatakan, setiap rumah ibadah di Kota Bandung pasti mendapatkan pengawalan, terutama saat pelaksanaan ibadah. Pemantauan pun sudah dilakukan oleh pihak kepolisian.
"Tapi kalau tidak ada juga, kita akan tetap pantau setiap harinya," ucap dia.
Winarto menjelaskan, pihak FKUB telah berkoordinasi pasca-teror di Samarinda. Polisi dan seluruh jajaran FKUB menyatakan siap membantu keamanan di tempat ibadahnya masing-masing.
"Sama-sama kita dengan FKUB kita bicarakan semua dari unsur kepemudaan dari lintas agama juga ikut turun mengamankan ini semua jadi bukan dari kepolisian saja," ujar Winarto.
Winarto menambahkan, keutuhan NKRI merupakan harga mati yang harus dipegang dan dijaga oleh semua elemen masyarakat. Menurut dia, situasi kondusif bisa terjadi bila seluruh masyarakat turut andil dalam melaksanakan keamanan.
"Jadi bukan tugas aparat kepolisian atau TNI saja, semua masyarakat juga harus bisa jaga keamanan. Kita lakukan bersama-sama, mulai dari sana situasi pasti akan tenteram," ujar dia.
Organisasi Radikal Dipantau
Selain mengawasi dan menetralkan kondisi sejumlah gereja pasca-teror di Samarinda, Kapolda Riau Brigjen Zulkarnain memerintahkan satuan intelijen dan Bhabinkamtibmas memantau aktivitas organisasi yang mengarah ke radikalisme dan terorisme.
Menurut Zulkarnain,ada beberapa kelompok di Riau yang diawasi secara ketat karena dikhawatirkan menganut paham radikalisme. Hanya saja, kelompok-kelompok yang diduga berafiliasi dengan jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini belum mengarah ke terorisme.
"Sejauh ini belum ada yang mengkhawatirkan, namun kita tetap waspada dan bekerja sama dengan TNI," kata Zulkarnain di Mako Brimob Polda Riau, Jalan Durian, Senin, 14 November 2016.
Menurut Zulkarnain, pengawasan dalam rangka mencegah terjadinya teror ini merupakan perintah Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk mengutamakan fungsi intelijen dan Bhabinkamtibmas.
"Intelijen dan Bhabinkamtibmas kita gerakkan mengawasi kelompok-kelompok seperti ini," kata pria yang sebentar lagi menyandang bintang dua ini.
Pengamanan Satu Pintu
Sementara itu, Polres Kota Batu menerapkan one gate system di seluruh tempat ibadah lintas agama. Selain pasca-teror bom di Gereja Katolik Gembala Baik Hati di Jalan Ridwan 16, pengamanan ini juga bertepatan dengan momen Pemilihan Wali Kota Batu pada Februari 2017 nanti.
AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, sebelum terjadi teror bom di Gereja Katolik Gembala Baik Hati, kepolisian sebenarnya jauh hari sudah berpatroli ke semua tempat ibadah lintas agama.
"Sebelum ada teror ini kita sudah ada pengamanan keliling ke gereja, masjid, vihara, klenteng dan sebagainya. Apalagi ini juga terkait dengan pengamanan jelang Pilwali Kota Batu," kata Simarmata di Kota Batu.
Setelah adanya ancaman bom meledak di gereja, lanjut Simarmata, semua tempat ibadah harus menerapkan sistem satu pintu. Artinya, semua jamaah atau pun tamu harus masuk dan keluar melalui satu pintu gerbang utama saja.
"Agar pengawasan dan pengamanan lebih ketat, semua diperlakukan sistem satu pintu," ucap Simarmata.
Disinggung mengenai adanya kelompok radikal yang masuk ke Kota Batu, kepolisian belum dapat memastikannya. Namun, semua informasi yang masuk ke kepolisian bakal didalami sebagai bentuk kewaspadaan. Apalagi, Kota Batu memiliki riwayat panjang sebagai tempat persembunyian pelaku tindak terorisme seperti Dr Azhari pada 2005 lalu.
"Penyelidikan pelaku teror Gereja Katolik Gembala Hati Baik juga terus kami lanjutkan," kata Simarmata.
Aksi 1.000 Lilin
Di Kupang, aksi meredam dampak teror diwujudkan dengan menyalakan seribu lilin dan berdoa bersama di Taman Nostalgia Kota Kupang, NTT. Tepatnya di depan Gong Perdamaian pada Senin, 14 November 2016.
Aksi itu dilakukan juga sebagai wujud solidaritas belasungkawa atas kematian Intan Olivia, korban teror bom di Samarinda.
"Kami sengaja melakukan di depan gong perdamaian karena saat ini perdamaian dan toleransi antar umat beragama di Indonesia perlu ditingkatkan," ujar Alfred Son, inisiator aksi kepada Liputan6.com.
Alfred berharap masyarakat NTT tidak terprovokasi dengan isu-isu agama. Dia juga meminta agar negara harus mampu melindungi kaum minoritas di Indonesia.
"NTT adalah Nusa Toleransi Tinggi sehingga dengan aksi ini saya berharap masyarakat NTT tidak boleh terprovokasi dengan isu agama," kata Alfred.
Pemantauan Liputan6.com, setelah melakukan doa bersama, warga melakukan pembakaran seribu lilin dengan bertuliskan nama INTAN sebagai bentuk belasungkawa.
Gagalkan Pengiriman Peluru
Di tempat berbeda, petugas Bandara A Yani, Semarang menggagalkan pengiriman peluru tajam dari Semarang tujuan Tanah Abang, Jakarta. Peluru berukuran 9 mm sebanyak 14 butir dan peluru 5 mm 25 butir diamankan dari terminal kargo bandara pada Jumat, 11 November 2016, hingga saat ini masih diamankan di Mapolsek Semarang Barat.
Pejabat Hubungan Masyarakat (Humas) PT Angkasa Pura I Semarang Hidya Putri menjelaskan puluhan butir peluru tajam yang dicegah terbang langsung dibawa pihak Kepolisian Polsek Semarang Barat.
"Petugas x-ray menemukan kejanggalan antara barang kiriman dengan data-data yang disebutkan di SMU (surat muatan udara)," kata Hidya.
Petugas Ekspedisi Muatan Pesawat Udara memberitahukan bahwa barang dengan tujuan ke Tanah Abang, Jakarta, dengan penerbangan GA 237 berisi aksesori. Setelah dibongkar, kecurigaan petugas terbukti.
"Saat ini barang sudah diserahkan kepada pihak kepolisian dan tersangka masih dicari oleh pihak yang berwajib," ujar dia.
Dihubungi secara terpisah, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Padakova Djarod Padakova membenarkan adanya pengiriman puluhan butir peluru tajam tujuan Jakarta. "Barang (peluru) masih ada di Polsek Semarang Barat. Sebentar lagi akan dibawa dan ditangani Polrestabes Semarang.