Sukses

Hujan Deras dan Petir Ganggu Penerbangan Pekanbaru

Badai La Nina juga berjasa memadamkan kebakaran hutan di Riau.

Liputan6.com, Pekanbaru - Hujan deras disertai petir diperkirakan melanda daerah Riau seiring fenomena La Nina. Akibatnya penerba‎ngan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru berpotensi terganggu.

Sejumlah ma‎skapai, misalnya Garuda Indonesia, tak bisa berbuat apa-apa atas fenomena cuaca ini. Seperti yang dikatakan General Manager PT Garuda Indonesia Tbk, Refki.

‎"Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sudah menyampaikan bahwa hujan akan terus terjadi selama beberapa hari ke depan," katanya di Pekanbaru, Kamis 17 November 2016.

Refki menegaskan keselamatan penumpang harus diutamakan dari pada mengikuti jadwal penerbangan yang ada. Dia menyebut penerbangan lebih baik tertunda atau dialihkan ke bandara lain demi keselamatan penumpang.

"Atau sama sekali tidak terbang mengingat cuaca seperti ini," tegas Refri.

"Kerugian belum bisa dihitung karena keadaan (cuaca buruk) masih berlangsung. Yang jelas kita tetap mengikuti regulasi seperti refund tiket," katanya.

Menurut Refki, dibanding tahun lalu, nasib maskapai di Pekanbaru lebih beruntung. Pasalnya selama tahun ini, tidak ada kabut asap yang mengganggu penerbangan.

"Tahun lalu akibat asap maskapai merugi miliaran rupiah. Dan tahun ini diharap tak ada bencana kabut asap akibat kelalaian manusia," terang Refki.

Pantauan di Bandara SSK II, tiap harinya ada saja penerbangan yang terganggu akibat cuaca buruk, mulai dari penundaan hingga pengalihan penerbangan ke bandara terdekat.

Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin menyebutkan, tahun ini sejumlah wilayah di Riau dilanda badai La Nina. Fenemona ini disebutnya berlangsung beberapa bulan.

Meski menimbulkan cuaca buruk seperti hujan deras dan petir, badai La Nina disebut Sugarin membantu Riau terbebas dari bencana kebakaran hutan dan lahan.

Menurut‎ Kepala Pusat Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi, hujan deras disertai petir dan angin kencang terjadi di Provinsi Riau bagian tengah, barat dan selatan. Kejadian ini berlangsung hingga November 2016.

Dia menjelaskan, kejadian ini akibat tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah selatan Sumatera, serta angin dari Barat Laut yang menyebabkan pola angin konvergensi di wilayah Riau bagian barat, tengah dan selatan, serta pola pembelokan angin di Riau bagian pesisir selatan.

"Maka, pertumbuhan awan- awan konvektif yang berpotensi menyebabkan hujan intensitas sedang hingga deras di wilayah Riau bagian barat, tengah serta selatan, seperti di Kampar, Rohul, Pekanbaru, Inhu, Pelalawan serta Kuansing dan Inhil," katanya.

Untuk potensi thunder storm, lanjutnya, diprakirakan melanda wilayah Riau bagian barat, tengah dan selatan, seperti Kabupaten Kampar, Inhu, Kabupaten Pelalawan serta Kota Pekanbaru.

"Potensi angin kencang diprakirakan terjadi di Kabupaten Kampar, Kabupaten Inhu dan Pelalawan serta Kota Pekanbaru," kata Slamet.

Dia menyatakan, kondisi cuaca ini secara meteorologis perlu diwaspadai, di antaranya genangan air, longsong dan banjir, yang berkemungkinan terjadi di Rohul, Kampar, Inhu, Pelalawan dan Pekanbaru.‎

Video Terkini