Liputan6.com, Semarang - Aksi kampanye merawat persatuan dan kebhinekaan Indonesia meriah di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (20/11/2016). Acaranya jalan sehat, melibatkan warga dan juga pejabat kota, bertajuk Kirab Budaya Pancasila Rumah Kita.
Dari pantauan Liputan6.com, peserta aksi ini membeludak. Kirab diawali dari dari depan kantor wali kota di Jalan Pemuda, Jalan Pandanaran, Simpang Lima hingga Jalan Pahlawan di depan kantor Gubernur Jawa Tengah. Sepanjang jalan itu, rangkaian manusia nyaris tak ada putusnya.
Advertisement
Baca Juga
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan meskipun penyelenggaranya adalah Taruna Merah Putih, namun banyaknya warga masyarakat yang terlibat dengan suka cita menunjukkan bahwa Semarang memang layak menjadi kota paling toleran dan menghormati keberagaman.
"Banyak elemen terlibat. Lihat saja itu ada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), GP Ansor, FKPPI, Banser, Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Fatayat NU, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), IPNU, dan IPNNU. Keren ya?" kata Hendi kepada Liputan6.com, Minggu (20/11/2016).
Semarang memang memiliki sejarah yang bagus dalam menghormati keberagaman. Seluruh hari raya keagamaan selalu difasilitasi pemerintah Kota Semarang untuk menggelar karnaval budaya.
Selain itu khusus dalam acara Kirab Budaya Pancasila Rumah Kita, ada beberapa kelompok musik yang dengan sukarela bergabung. Tujuannya, meramaikan dan menghibur peserta.
Hadir dan melepas peserta kirab adalah Ketua Umum TMP Maruarar Sirait dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang juga Ketua TMP Jawa Tengah. Dalam sambutannya Ara, panggilan akrab Maruarar, menyebutkan bahwa acara merupakan komitmen untuk mengawal Pancasila sebagai dasar negara.
"Yang pasti untuk mengawal kebinekaan dan toleransi serta mempertahankan segala keragaman Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras," kata Ara.
Acara ini juga sebagai pembuktian bahwa masih banyak warga masyarakat yang cinta Pancasila, kebhinekaan, dan toleransi.
"Kita buktikan, kita semua yang berbeda latar belakang, dari berbagai elemen, yang terdiri dari suku, agama dan ras yang berbeda, selalu mendukung Pancasila sebagai dasar negara, mendukung negara yang demokratis, serta mendukung hukum sebagai panglima," kata Ara.