Sukses

Gempa Goyang Selatan Jawa 9 Kali Selama November, Apa Kata BMKG?

Beredar isu di media sosial yang menyebutkan akan terjadi gempa dengan kekuatan 8 SR di selatan Jawa.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sepanjang November 2016, gempa bumi sembilan kali menggoyang wilayah selatan Jawa. Salah satu yang parah adalah gempa 6,2 SR yang berpusat di Kabupaten Malang pada 16 November 2016. Sekitar 44 bangunan rusak akibat gempa itu.

Kepada Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, dalam rilisnya menilai aktivitas gempa bumi masih tergolong wajar dan bukan indikasi akan terjadinya peristiwa gempa bumi besar di wilayah Jawa. Apalagi hingga saat ini, belum ada alat yang bisa memprediksi waktu terjadinya gempa bumi.

"Banyaknya aktivitas gempa bumi merupakan manifestasi pelepasan energi agar tidak terjadi akumulasi tegangan yang dapat memicu terjadinya gempa bumi besar," ujar Daryono, Senin (21/11/2016).

Daryono menerangkan, seringnya gempa melanda di selatan Pulau Jawa adalah karena berdekatan dengan subduksi lempeng aktif. Dalam hal ini, Lempeng Indo-Australia menyusup ke bawah Pulau Jawa dengan laju 74 mm/tahun yang berdampak kepada tingginya aktivitas kegempaan di selatan Jawa.

Namun, ia meminta warga tetap tenang dan tidak terpancing isu perihal akan terjadinya gempa bumi besar dan tsunami. Pernyataan itu untuk menanggapi beredarnya isu di media sosial yang menyebutkan akan terjadi gempa dengan kekuatan 8 SR di selatan Jawa dan berdampak tsunami ke sejumlah kawasan di selatan Yogyakarta.

"Sejauh ini, hanya ada dua kejadian gempa bumi di antaranya menimbulkan kerusakan, yaitu gempa bumi Pangalengan, Jawa Barat, 6 November 2016, dan gempa bumi Malang, Jawa Timur, 16 November 2016," kata Daryono.

Sementara itu, Kepala BMKG Yogyakarta Nyoman Sukanta menambahkan, masyarakat bisa mengakses informasi melalui Official Twitter BMKG D.I. Yogyakarta @bmkgjogja, atau Telp:(0274) 6498383.

"Masyarakat bisa mengakses di media sosial Twitter. Jangan percaya dengan isu yang tidak bertanggung jawab," kata dia.

Berikut pesan yang beredar di masyarakat melalui media sosial Whatapps yang dinyatakan tidak benar.

"Saat ini terjadi pasang dan gelombang tinggi di Selatan Jawa khususnya di Pantai Selatan Yogyakarta dengan tinggi ombak antara 4 - 7 meter. Kondisi diperkirakan akan berlangsung cukup lama. Sementara itu beberapa hari yang lalu terjadi gempa di atas 6.0 SR di barat Sumatera Barat dan pagi ini juga,terjadi gempa di selatan Bali 6.2 SR. Bagaimana kalau saat sekarang ini terjadi gempa megathrust? Sementara gempa di bawah 3 SR kerap terjadi.Sebagai gambaran pada "Workshop Penguatan UPT BMKG dan BPBD dalam memahami rantai peringatan dini tsunami" di Yogyakarta, Senin, 14 September 2015 diungkapkan hasil kajian dan penelitian yang dilakukan oleh BMKG, potensi gempa di wilayah selatan Pulau Jawa memiliki sifat "slow earthquake" atau gempa yang hampir tidak terasa getarannya, namun potensi tsunami yang ditimbulkan cukup besar. Potensi Gempa di Selatan Jawa, gempa dengan magnitude 8.0 SR saja namun menyamai gempa dengan magnitude 9.0 SR di Sumatera.Daerah yang kemungkinan terdampak tsunami, sesuai pemetaan yang dilakukan BPBD DIY pada 2012, yakni 10 desa dari tiga kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, 5 desa dari tiga kecamatan di Bantul , dan 18 desa di tiga kecamatan di Gunung Kidul.Potensi dampak diasumsikan dari kemungkinan gempa bumi dengan magnitude 8.0 SR yang memicu gelombang tsunami dengan ketinggian 11 meter, serta memiliki potensi terjangan mencapai 2--3 kilo meter dari bibir pantai.Maka berdasarkan referensi di atas serta kembali pada topik, melihat kondisi gelombang dan pasang saat ini maka bila terjadi gempa lebih dari 8 SR dan berakibat tsunami akan terjadi peningkatan tinggi gelombang tsunami lebih dari 15 meter dan jangkauan area terjangan mencapai akan mencapai lebih dari 5 kilometer...Semoga tingkat kewaspadaan kita semakin tinggi..."