Sukses

Top 3: Mencari Si Biang Onar "Hamparan Salju" Sungai Brebes

Keberadaan 'hamparan salju' di Sungai Liyer, Brebes, membuat para petani resah.

Liputan6.com, Brebes - 'Hamparan salju' di Sungai Liyer, Brebes ternyata limbah mematikan yang diduga berasal dari pabrik kertas. Hingga kini limbah cair berupa busa berwarna putih itu belum juga hilang.

Kondisi ini membuat ribuan warga yang menggantungkan hidupnya dengan cara bertani menjadi resah. Pasalnya kelangsungan tanaman padi mereka terancam gagal panen.

Selain warga, pencemaran ini sontak membuat Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Brebes, Jawa Tengah geram. Ia bahkan meminta persoalan pencemaran lingkungan ini diusut tuntas untuk mengetahui penyebab air sungai bisa tercemar.

Keberadaan 'hamparan salju' di Sungai Brebes yang belum juga sirna menjadi berita yang paling banyak disorot oleh pembaca di Liputan6.com, terutama di kanal Regional.

Kabar lainnya yang tak kalah menarik tentang kasus penganiayaan yang menimpa seorang siswi SMP di Makassar, Sulawesi Selatan. 

Keempat tersangka yang kesemuanya wanita, secara bersama-sama mengeroyok Ris (15). Mereka juga dikenakan pasal tentang penistaan agama karena kerudung korban dilepas, lalu dibuang ke sungai.

Terkait berita demo 2 Desember 2016 mendatang juga tak kalah menjadi sorotan, pada Kamis (24/11/2016) di kanal Regional.

Ratusan warga Pekanbaru berniat mengikuti aksi bela Islam di Jakarta atas kasus dugaan penistaan agama yang menimpa Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Atas keinginan warganya ini, Kapolda Riau Brigjen Zulkarnain Adinegara mengimbau agar mereka mengurungkan niatnya. 

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Melacak Sumber 'Hamparan Salju' Sungai Brebes yang Mematikan

Pencemaran sungai di Brebes, Jawa Tengah (Liputan6.com/ Fajar Eko Nugroho)

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Brebes, Jawa Tengah meminta kasus dugaan pencemaran air Sungai Liyer diusut tuntas. Sebab, ribuan petani dan masyarakat setempat resah akibat pencemaran air Sungai Liyer yang berubah menjadi seperti hamparan salju dan kadang berubah warna merah serta mengeluarkan bau tidak sedap dan menyengat.

"Kami sudah panggil Kepala Kantor Lingkungan Hidup sekaligus rapat dengar pendapat untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi terkait perubahan air Sungai Liyer. Apa memang ditimbulkan dari limbah pabrik tekstil ataupun pabrik lainnya," ucap Ketua Komisi III DPRD Brebes Cahrudin kepada Liputan6.com, Rabu 23 November 2016.

Sementara itu, Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Brebes menanggapi keluhan dari masyarakat Kecamatan Songgo terkait pencemaran air yang terjadi di Sungai Liyer.

Sampel itu masih diteliti kandungannya untuk mengetahui sejauh mana residu cemaranya.

"Sampel air saat ini masih berada di laboratorium di Bandung (Jawa Barat) untuk di uji kandungnya. Tapi untuk hasilnya menunggu paling tidak sampai tujuh hari," kata dia.

Kendati demikian, KLH menyebut ada indikasi kuat Sungai Liyer yang tercemar limbah cair berbusa yang sengaja dibuang di sungai itu.

Selengkapnya...

2. Lepas Kerudung Korban, Penganiaya Pinrang Dijerat Penistaan Agama

Hingga saat ini kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap kasus pengeroyokan siswi SMP tersebut.

Para tersangka penganiaya Ris (15), yang videonya sempat menjadi viral di situs jejaring sosial Facebook, saat ini mendekam di sel tahanan Polres Pinrang, Sulawesi Selatan.

Keempat tersangka itu terdiri atas Nelda (18), staf perpustakaan di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Pinrang; Rani (17); dan Selfi (15) yang berprofesi sebagai pelajar; dan Eni (20), seorang ibu rumah tangga. Nama terakhir tidak ditahan karena pertimbangan perannya hanya sebagai perekam dan sedang hamil muda.

"Tiga ditahan. Alasannya karena mereka sebagai aktor utama penganiayaan," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi, Rabu (23/11/2016).

Ketiga tersangka yang ditahan itu dijerat dengan pasal berlapis, yaitu Pasal 170 KUHP tentang penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama atau pengeroyokan, UU Perlindungan Anak, dan pasal tentang pelecehan seksual.

Selengkapnya...

3. 357 Warga Riau Ingin ke Jakarta pada 2 Desember Nanti

Sementara itu, Polda Riau menyiagakan 1.347 personel jelang aksi 2 Desember. Itu hanya untuk di Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Sebanyak 357 warga Riau tercatat Kepolisian Daerah (Polda) Riau bakal berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi Bela Islam menuntut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditahan penyidik Bareskrim Mabes Polri pada 2 Desember 2016.

Terkait ini, Kapolda Riau Brigjen Zulkarnain Adinegara menghimbau supaya niat ratusan warga itu diurungkan. Menurut dia, untuk apa jauh-jauh ke Jakarta menyampaikan aspirasi kalau bisa dilakukan di Kota Pekanbaru atau kabupaten lainnya di Riau.

Sejauh ini, Zulkarnain menyebut pihaknya belum menerima pemberitahuan aksi Bela Islam di Riau, baik pada 25 Desember maupun pada 2 Desember. Meski demikian, pihaknya tetap menyiagakan pasukan jika terjadi demonstrasi.

"Ada 1.347 pasukan yang disiagakan. Itu untuk Pekanbaru saja. Di daerah lain, seperti di Kampar saya monitor ada persiapan juga," ujar mantan Kapolda Maluku Utara ini.

Selengkapnya...