Sukses

Gunung Kerinci Masih 'Batuk', Puluhan Warga Terpapar Abu Vulkanik

Warga di kaki Gunung Kerinci bahkan mulai terserang infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

Liputan6.com, Jambi - Sudah hampir satu pekan Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Jambi, terus mengeluarkan abu vulkanik. Akibatnya, sejumlah warga di sekitar kaki gunung api tertinggi di Indonesia itu mulai terserang infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2PM), Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, Jambi, Rendriani mengatakan, memasuki akhir November 2016, jumlah warga yang terpapar abu vulkanik atau terkena ISPA terpantau meningkat.

"Dari laporan itu, daerah Kersik Tuo paling banyak, yakni 81 kasus," ucap Rendriani saat dihubungi Liputan6.com dari Jambi, Kamis malam, 24 November 2016.

Menurut Rendriani, Desa Kersik Tuo di Kecamatan Kayu Aro, berada tidak jauh di bawah kaki Gunung Kerinci. Apalagi, semburan abu vulkanik gunung tertinggi di Pulau Sumatera dan di Tanah Air itu memang mengarah ke daerah Kersik Tuo.

"Salah satu faktornya memang abu vulkanik Kerinci," ujar Rendriani.

Untuk itu, ia mengimbau agar selama erupsi atau letusan terjadi, warga diminta menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, apalagi anak-anak. Sebab, abu vulkanik mengandung partikel yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan, terutama ISPA.

Adapun petugas Pos Pemantau Gunung Kerinci, Rudra Wibowo mengatakan, letusan Gunung Kerinci terpantau sejak Senin, 21 November 2016.

"Letusan abu tercatat dua kali sehari," Rudra mengungkapkan.

Dari pantauan terkini, Gunung Kerinci mengepulkan asap tebal hitam keabu-abuan condong ke arah timur dengan ketinggian antara 800-1.000 meter. "Status Gunung Kerinci sekarang Waspada (atau) Level II," kata Rudra.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kerinci, Edi Ruslan mengatakan, dari pantauan terakhir, kerap terjadi gempa tremor atau getaran tidak henti.

Selain itu, Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu juga mengeluarkan abu vulkanik hingga menghujani ribuan rumah warga yang di kaki gunung. Di antaranya di Kecamatan Kayu Aro, Kayu Aro Barat, dan Gunung Tujuh.