Sukses

Bila Situs Sejarah dan Alam Berpadu dalam Satu Konsep

Konsep ini terlihat di Museum Pusaka Nias, Gunungsitoli, Pulau Nias, Sumut.

Liputan6.com, Gunungsitoli - Yayasan Pusaka Nias, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang sosial dan nirlaba, mendirikan Museum Pusaka Nias yang menggabungkan konsep budaya dan alam di lahan seluas sekitar dua hektare.

"Satu-satunya museum adat budaya di empat kabupaten dan satu kota se-Kepulauan Nias, dan hanya ada di Kota Gunungsitoli," ucap petugas pemandu sekaligus satuan pengamanan Museum Pusaka Nias, Petrus Fonahazisokhi Buulolo, Minggu, 27 November 2016, seperti dilansir Antara.

Lembaga yang ditujukan bagi masyarakat umum itu, menurut dia, berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan sekaligus melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan di Kepulauan Nias.

"Museum itu bukan hanya sebagai tempat melihat benda bersejarah etnis Nias, juga untuk tempat wisata liburan keluarga dengan suasana yang teduh dan hembusan angin dari arah laut," ujar dia.

Ratusan jenis tanaman bunga dan pohon langka tampak dirawat dan tertera berbagai informasi khasnya, selain adanya sejumlah pondok istirahat, dan adanya fasilitas pemeliharaan puluhan satwa lokal.

"Buaya, ular, monyet, rusa, kijang, landak dan dari jenis burung-burungan," kata Petrus, menyebutkan sejumlah koleksi satwa khas Nias.

Di areal berbatasan dengan laut itu, pengelola Museum Pusaka Nias juga menyediakan fasilitas uumum bagi pengunjung, khususnya anak-anak dapat bermain air laut secara nyaman dan aman.

"Kami sering ke sana, dan anak saya suka sekali mandi air laut," kata seorang warga Kota Gunungsitoli, Angan Zagoto.

Museum Pusaka Nias mengoleksi 6.000-an artefak etnografi, arkeologi, sejarah, keramik, seni rupa dan batu-batu megalit. Petrus mengatakan, museum itu telah dikunjungi wisatawan dari dalam negeri dan mancanegara serta warga lokal setiap hari.

Harga tiket masuk ke Museum Pusaka Nias senilai Rp 5.000 untuk akhir pekan dan hari libur, dan Rp 4.000 pada hari biasa, sedangkan tarif anak-anak Rp 2.000.

"Untuk wisatawan dari mancanegara rata-rata Rp 20.000," Petrus menambahkan.

Tingkat kunjungan sehari-hari, menurut dia, sekitar 200-an orang, dan pada hari libur umum bisa mencapai sekitar 500 orang, sedangkan dan akhir pekan rata-rata 1.000 orang.

Untuk keberlangsungan keberadaan Museum Pusaka Nias, Petrus berharap perhatian nyata dari pemerintah daerah di Kepulauan Nias dan pemerintah pusat. Terutama untuk membantu biaya operasional dan perawatannya.