Liputan6.com, Solo - Kependekan OTT biasa melekat saat penegak hukum melakukan aksi tangkap tangan pelaku pungli dengan bukti uang suap atau uang korupsi. Akan tetapi, aksi OTT kali ini bukan berhubungan dengan korupsi, melainkan dengan aksi 2 Desember.
Kopral Partika Bagyo, anggota Denpom IV/4 Surakarta menginisiasi aksi unik. Ia menggelar aksi OTT alias Operasi Tanda Tanya. Sasarannya adalah tukang becak atau pengunjung Pasar Gede Solo pada Selasa (29/11/2016).
Mula-mula, Kopral Bagyo bersama para satpam pasar merazia orang-orang di sekitar Pasar Gede. Setelah dirazia, belasan orang ini dipanggil satu per satu untuk menghafalkan Pancasila. Utamanya sila ketiga Persatuan Indonesia.
Kopral Bagyo menjelaskan sengaja menitikberatkan pada amalan sila ketiga tentang Persatuan Indonesia. Dengan semangat Persatuan Indonesia diharapkan tidak ada perpecahan NKRI, terlebih menjelang aksi 2 Desember besok.
Baca Juga
"Dengan adanya aksi 212, kami ingin tetap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Jangan tercerai berai karena perbedaan. Kami harapkan bisa aman dan rukun. Berangkat aman, pulang aman," kata Kopral Partika Bagyo.
Usai melakoni aksi ini, ia menggelar semacam pesta kecil. Kopral Bagyo menyediakan makanan tradisional berupa cenil. Dalam hitungan menit, makanan tradisional itu pun ludes.
Salah satu korban OTT Sunaryo, seorang penarik becak di Pasar Gede mengaku kaget dengan aksi ini. Saat ditangkap Kopral Bagyo, ia tiba-tiba diminta untuk membaca Pancasila.
"Saya tidak tahu jika 'penangkapan' ini disuruh untuk membaca Pancasila. Tapi saya senang dengan aksi OTT ini, untuk mengeratkan kerukunan," kata Sunaryo.
Advertisement