Liputan6.com, Pekanbaru - Lusner Sinadeak menghidupi istri dan lima orang anaknya dengan memanen sawit di lahan yang tengah berkonflik dengan PT Sumber Arum Makmur (SAM). Lahan di Desa Danau Lancang, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, yang berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu itu juga diklaim masyarakat sekitar sebagai lahannya.
Baru mendapatkan beberapa tandan buah segar (TBS) sawit, usaha Lusner itu diketahui petugas keamanan perusahaan. Dia lalu berusaha diamankan hingga akhirnya meregang nyawa di tangan tiga orang satpam.
Kapolres Rokan Hulu‎ AKBP Yusup Rahmanto membenarkan kejadian tewasnya Lusner. Dia menyebut tiga satpam sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ini.
"Sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka," kata mantan Kasubdit III Reserse Kriminal Khusus Polda Riau ini, Selasa siang, 29 November 2016.
Baca Juga
Yusup menyebutkan, kejadian ini berlangsung ‎di kilometer 52 Mandailing pada 26 November 2016 pagi. Lahan ini masih berkonflik dengan kelompok tani sekitar dan PT MAS 2.
Kala itu, korban yang merupakan warga Kampar berangkat dari rumahnya menuju kebun yang berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu. Karena yakin lahan itu merupakan milik kelompok tani dan dirinya, Lusner memanen TBS sawit.
Panen sawit yang disebut ilegal oleh pihak perusahaan itu diketahui. Perusahaan mengirimkan beberapa satpam untuk mengamankan pelaku dan berniat menyerahkannya ke polisi.
"Menurut pengakuan satpam yang sudah diamankan, korban melakukan perlawanan hingga terjadi perkelahian," kata Yusup.
Perkelahian ini berujung maut bagi Lusner. Korban akhirnya meninggalkan istri dan lima anak yang masih dalam tanggungannya untuk selama-lamanya. Kejadian ini kemudian diketahui petugas yang langsung menangkap tiga satpam tersebut.
Karena korban merupakan warga kabupaten Kampar, Polres Rokan Hulu berkoordinasi dengan Polres Kampar untuk menjaga situasi dan kondusi yang tak diinginkan. "‎Kita dengan Polres Kampar sudah berusaha mengkondisikan agar situasi tetap kondusif," kata Yusup.‎
Selama ini, hampir terjadi bentrok fisik antara kelompok tani di lokasi tersebut dengan petugas keamanan perusahaan. Dua polres, yaitu Rokan Hulu dan Kampar, selalu turun tangan untuk mendinginkan situasi.