Sukses

Gubernur Papua Ajak Warga Tak Ikut Aksi 2 Desember

Sementara itu, apel Nusantara Bersatu di Papua mendatangkan laba bagi sekitar 100 pedagang kaki lima.

Liputan6.com, Jayapura - Gubernur Papua Lukas Enembe mengimbau agar Bangsa Indonesia mencontoh kerukunan hidup dan toleransi beragama di Bumi Cendrawasih. Adat dan budaya Papua yang merupakan pemersatu segala suku yang berdiam di tanah Papua menjadi salah satu alasan keberagaman dan toleransi beragama dapat berkembang baik di Papua.

"Toleransi beragama di sini sangat tinggi. Tolong menolong dan saling membantu antarsesama umat beragama menjadi pemandangan biasa di tanah kami," kata Lukas, Selasa petang, 29 November 2016.

Maka itu, ia meminta agar masyarakat Papua tidak mengikuti aksi unjuk rasa yang akan digelar sejumlah massa pada 2 Desember 2016 mendatang. "Jagalah Kebhinekaan di tanah Papua. Jaga NKRI ini dan jangan terpengaruh dengan pihak luar," kata dia.

"Masyarakat Papua bersepakat untuk menjaga tanah ini tetap damai dan menjunjung tinggi nilai Kebhinekaan," sambung dia.

Sementara itu, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian menyebut selain apel Nusantara Bersatu, pihaknya juga menggelar doa bersama di Wutung yang berlokasi di perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini.

"Ini juga salah satu bagian aksi dari Nusantara Bersatu," kata Hinsa.

Menurut Hinsa, Nusantara Bersatu memiliki satu tujuan, yakni untuk menyegarkan kembali masyarakat Indonesia, khususnya Papua, untuk menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila, sebagai negara yang plural.

"Kami akan melibatkan tokoh agama dan masyarakat yang nantinya mereka akan bersepakat untuk tetap menjaga tanah ini menjadi tanah damai. Secara khusus, gejolak yang terjadi di Jakarta, tak terpengaruh di Papua," kata Hinsa.

Dagangan PKL Ludes

Sekitar seribuan warga Kota Jayapura dan sekitarnya tumpah ruah di Jalan Soa Siu Dok II Jayapura. Mereka merayakan Apel Nusantara Bersatu di halaman Kantor Gubernur Papua Dok II Jayapura.

Sejak pukul 08.00 WIT, warga telah memenuhi ruas jalan protokol tersebut. Jalan yang biasanya padat oleh kendaraan roda dua ataupun empat, hari ini hanya dikhususkan bagi pejalan kaki.

Di sepanjang trotoar tersebut juga berjajar pedagang kaki lima (PKL) beragam jenis makanan, seperti sate, pangsit, bakso dan nasi campur. Semua disediakan gratis untuk masyarakat.

Salah satu pedagang bakso, Ahmad yang dagangannya ikut berjejer dengan pedagang lainnya mengaku sangat senang bisa ikut ambil bagian dalam kegaiatan tersebut.

"Biasanya saya berdagang sampai sore atau larut malam. Kali ini, hanya mangkal 2-3 jam, dagangan saya sudah habis. Alhamdulillah," ujar dia, Rabu (30/11/2016).

Ahmad bersama pedagang lainnya berharap Nusantara Bersatu tetap dijunjung tinggi hingga ke Papua. "Jika semuanya aman, kami kan bisa berdagang juga dengan lancar dan nyaman. Tak ada lagi yang terpecah belah," ucap dia.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Teguh Pudji Rahardjo menyebutkan ada 100 gerobak pedagang makanan yang sengaja didatangkan ke Nusantara Bersatu. "Per gerobak makanan dibayar Rp 3 juta. Silahkan masyarakat yang hadir di Nusantara Bersatu menyantap makanan tersebut," kata Teguh.

Dalam acara itu, masyarakat Papua menampilkan sejumlah tarian kolaborasi bersama dengan tarian dari daerah lainnya. Ada yang menggabungkan Barongsai dengan Reog Ponorogo. Lalu, ada juga kolaborasi angklung dengan tari Tor-Tor dari Medan.

Lagu-lagu perjuangan dan ikrar Nusantara Bersatu terus didengungkan di atas panggung yang diletakkan di halaman Kantor Gubernur Papua.