Sukses

Penjelasan Bupati Dedi soal Foto Pegang Paha Siswi SMP

Foto-foto pegang paha siswi SMP itu diunggah lewat Twitter @DediMulyadi71 dan Fanpage Facebook Kang Dedi Mulyadi.

Liputan6.com, Purwakarta - ‪Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kembali membuat heboh. Bukan dengan terobosan barunya di bidang pendidikan, tapi terkait foto-foto yang diunggah lewat Twitter @DediMulyadi71 dan Fanpage Facebook Kang Dedi Mulyadi.

Dalam foto tersebut, Dedi terlihat seperti sedang memegang paha siswi kelas 2 di salah satu SMP di Purwakarta tersebut. Unggahan itu sontak membuat heboh jagat maya. Lalu, apa penjelasan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi perihal itu?‬

Dedi menjelaskan foto itu diambil saat dirinya beserta pejabat Disdikpora, guru, dan kepala desa, termasuk para wartawan media cetak, online, dan televisi akan melihat aktivitas pelajar yang tengah membantu orangtuanya di Kampung Cimanglid, Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta pada 29 November 2016.

Saat berjalan kaki di perkampungan, lanjut Dedi, tiba-tiba melaju sepeda motor jenis skuter matik yang ternyata dikendarai seorang perempuan berkerudung berusia muda tanpa memakai helm. Belakangan diketahui, dia adalah salah seorang siswi yang bersekolah di SMPN daerah Kecamatan Sukatani.‬

‪

Dedi kemudian menghentikan laju sepeda motor tersebut. Saat motor berhenti, secara spontan siswi tersebut langsung mengamankan kunci motornya karena takut disita oleh Dedi. Gadis belia itu lalu menangis.

‪Saat ditanya oleh Dedi nama dan asal sekolah siswi tersebut tetap diam dan menangis. Karena tak kunjung menjawab, Dedi pun meminta warga setempat untuk memanggilkan orangtua sang anak. Namun, warga tidak mengenali anak tersebut.‬

‪Sambil menunggu orangtua siswi tersebut, Dedi sempat menceramahinya. Pasalnya di hari itu, Selasa pagi, 29 Oktober 2016, seharusnya seluruh pelajar SD dan SMP di Kabupaten Purwakarta menghabiskan waktu bersama orangtua atau wali untuk mengikutinya beraktivitas.‬

"Saya tanya dia, kenapa kok enggak membantu orangtua bekerja, malah naik motor, enggak pake helm lagi, eh nangisnya malah makin kencang," kata Dedi di Bale Nagri Pemkab Purwakarta, Rabu (30/11/2016).

‪Tidak hanya itu, Dedi pun mengomentari pakaian sang gadis yang dirasa kurang pantas. Saat itu, sang anak mengenakan kerudung tetapi memakai celana jin ketat bolong-bolong.‬

‪"Kemarin itu tidak ada maksud atau sengaja memegang paha anak itu. Hanya tujuan saya menunjukkan pada guru dan kepala dinas pendidikan yang datang bahwa selain anak itu salah karena memakai motor karena masih di bawah umur, juga pakaiannya tidak sesuai antara kerudung dan celana sobek," tutur Dedi.‬

‪Dedi mengatakan sebagai kepala daerah, dia memiliki tanggung jawab untuk mengubah pola pikir dan moral pelajar dengan menempatkan para pelajar sama seperti anaknya sendiri.‬

‪"Kalaupun itu dianggap posting-an saya tidak baik, saya mohon maaf. Tetapi apabila langkah saya memberikan pendidikan itu dianggap keliru, saya akan hapus posting-an itu," ujar Dedi.

‪Sebelumnya, Pemkab Purwakarta bersama Polres Purwakarta gencar memburu pelajar yang menggunakan kendaraan ke sekolah maupun di luar sekolah. Tak hanya sanksi tilang saja yang didapat, tapi pelajar juga terancam tidak naik kelas hingga dikeluarkan di sekolah.‬

‪Bupati Dedi sendiri sudah sering merazia pelajar yang menggunakan motor seperti saat olah raga hingga kunjungan ke desa. Bagi pelajar yang terazia Dedi, biasanya akan didata dan motornya langsung dibawa ke rumah dinas. Motor baru bisa dikembalikan setelah pelajar tersebut membawa orangtuanya ke rumah dinas untuk mendapat arahan langsung dari Dedi.‬

‪Semenjak aturan itu diberlakukan, jumlah pelajar yang membawa kendaraan ke sekolah terus menurun bahkan nihil. Padahal sebelumnya, dari satu hari razia, sedikitnya 50-75 pelajar terjaring tilang dari polisi dan teguran dari pihak ke sekolah.