Sukses

Pencarian Korban Karam Kapal Cepat Terhalang Cuaca Tak Bersahabat

Kapal cepat Geriga Express yang karam di perairan Sungai Turip, Meranti, Pelalawan, Riau, mengangkut 25 penumpang, dua ABK, dan nakhoda.

Liputan6.com, Pekanbaru - Pencarian dua penumpang speedboat atau kapal cepat Geriga Express di perairan Sungai Turip dekat Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau, terkendala cuaca buruk. Sejak kapal karam akibat hantaman ombak Bono (sebelumnya ditulis karena menabrak kayu, Red.) pada Rabu siang sekitar pukul 11.30 WIB, hujan deras terus mengguyur.

"Kemudian, arus sungai juga deras akibat hujan itu," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Hadi Pinandio saat dihubungi Liputan6.com dari Pekanbaru, Rabu malam, 30 November 2016.

Dia menyebutkan, Geriga Express mengangkut 25 penumpang, dua anak buah kapal (ABK), dan nakhoda. Sejumlah penumpang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Selanjutnya, jenazah korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat.

"Dua penumpang lainnya masih dinyatakan hilang. Keduanya adalah Nur (34) dan Alfayat (11)," kata Hadi.

Hadi menjelaskan, puluhan warga bersama TNI, Polri dan BPBD terus berupaya mencari korban, meski arus deras ditambah hujan deras menjadi hambatan. Selain itu, guna memaksimalkan proses pencarian, BPBD Pelalawan juga telah berkoordinasi dengan tim Basarnas Kota Pekanbaru.

"Tim SAR Pekanbaru kini dalam perjalanan menuju lokasi pencarian. Mudah-mudahan korban segera ditemukan," ujar dia.

Selain cuaca, pencarian juga sulit dilakukan karena lokasi karamnya kapal cukup jauh dan terisolasi. Dia menggambarkan, Teluk Meranti merupakan jarak terdekat untuk menuju lokasi. Untuk menuju lokasi, lanjutnya, petugas harus menempuh jarak lebih dari setengah jam.

Sebelumnya, menurut Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, kapal karam setelah nakhoda nekat menerobos gelombang Bono setinggi dua meter

"Akibatnya, kapal terbalik dan langsung karam," kata Guntur.

Guntur menyebutkan, kapal cepat itu berasal dari Kabupaten Karimun menuju Kabupaten Pelalawan, Riau. Kapal kemudian masuk perairan Teluk Meranti, di mana ada satu titik yang menjadi pertemuan beberapa anak sungai dari Sungai Kampar dan langsung bertemu dengan arus laut.