Sukses

Bengawan Solo Terus Meluap, Bojonegoro Siaga Merah

Tinggi permukaan air Bengawan Solo di Bojonegoro naik dua meter dalam tempo satu jam.

Liputan6.com, Bojonegoro - Ketinggian air Bengawan Solo yang membelah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terus naik signifikan dalam kurun waktu satu jam terakhir. Sebelumnya, ketinggian air tercatat sekitar 1.515 meter pada pukul 08.00 WIB dan naik menjadi 1.517 meter pada pukul 09.00 WIB.

"Tinggi muka air Bengawan Solo terus naik, kami harus memantau dalam hitungan per jam. Ini sudah masuk kategori siaga merah," kata Komandan Insiden Comender bencana banjir Bojonegoro Joko Lukito dikonfirmasi di Bojonegoro, Jumat (2/12/2016).

Menurut dia, luapan air Bengawan Solo itu merendam sedikitnya 5.500 rumah warga yang tersebar di 60 desa di sembilan kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Ketinggian banjir mulai dari 10 sentimeter sampai 70 sentimeter dan diperkirakan bisa terus naik.

Dari warga yang terdampak banjir itu, sekitar 1.101 warga di antaranya terpaksa mengungsi. Sebab, wilayah ini persis di antara tanggul Bengawan.

Pengungsi mayoritas adalah warga Kelurahan Ledok Wetan dan Ledok Kulon Kecamatan Bojonegoro. Pengungsi ditempatkan di Gedung Serbaguna Kelurahan Ledok Wetan dan tanggul.

"Kalau tinggi permukaan air terus meningkat, jumlah pengungsi bisa saja terus bertambah," ucap Joko.

Sudah seminggu terakhir ini wilayah Kabupaten Bojonegoro direndam banjir luapan Bengawan Solo. Ini disebabkan air kiriman dari hulu seperti Solo, Sragen Jawa Tengah dan terus bergeser ke wilayah Madiun, Ngawi dan Ponorogo Jawa Timur hingga sampai di Bojonegoro.

(PMI Bojonegoro) Distribusi logistik ke warga terdampak banjir di Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro oleh PMI

"Di kawasan hulu itu ketinggian permukaan air sudah turun, tapi dampaknya yang naik di wilayah kami," ucap Joko.

Selain merendam rumah dan memaksa warga mengungsi, luapan Bengawan Solo juga membuat 4.393 hektare sawah padi terancam puso atau gagal panen.

Pada Minggu, 27 November lalu, seorang bocah yang masih duduk di kelas 5 sekolah dasar meninggal lantaran tercebur ke sungai yang meluap.

"Bocah itu bermain dekat rumah dan tak sadar kalau sungai di dekatnya sangat dalam karena banjir. Dia tenggelam dan meninggal dunia saat itu juga," kata Joko.