Sukses

Belajar Sambil Susur Sungai Lava Bantal Bayar Rp 55 Ribu, Minat?

Berbeda dengan wisata susur sungai Goa Pindul, susur sungai Lava Bantal menyusuri bentangan gunung api purba.

Liputan6.com, Yogyakarta - Jika selama ini wisata tubing atau susur sungai berarus menggunakan ban berlokasi di Gunungkidul, lewat Kali Suci atau Gua Pindul, kali ini Sleman punya wisata serupa yang berlokasi di Lava Bantal. Meski belum dibuka secara resmi, setidaknya sudah empat kali Geo Tubing Lava Bantal dijajal.

"Rencananya akan diluncurkan secara resmi pada pertengahan Desember," ujar Guntur Eka Prasetya, Kepala Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS), Rabu, 30 November 2016.

Geo tubing Lava Bantal berlokasi di Kalitirto, Berbah, Sleman dengan memanfaatkan aliran Sungai Opak. Rute yang ditempuh sepanjang 2 kilometer bermula dari Dusun Tanjungtirto hingga Dusun Sumber Kidul. Durasi susur sungai ini sekitar 1-2 jam tergantung debit air sungai yang mempengaruhi derasnya arus.

Dari Bandara Adisutjipto, lanjut dia, wisawatan hanya perlu waktu 5 menit untuk tiba di tempat tujuan. Ia berharap objek wisata ini menjadi alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Jogja.

Ia mengungkapkan, potensi wisata ini dilirik karena belum ada di Sleman. Ia menjanjikan nuansa berbeda dari wisata serupa di tempat lain , yakni soal edukasi.

"Kami lebih mengedukasi soal sejarah Lava Bantal, bukan mengeksplor keadaan alam, seperti goa dan sebagainya, wisata edukatif," ucap dia.#

Guntur menjelaskan wisata ini rencananya akan dijadikan sepaket dengan Prambanan, Candi Ijo, Tebing Breksi, dan Candi Abang. Sejauh ini, perlengkapan tubing juga sudah disediakan sesuai dengan standar, seperti helm, jaket pelampung, dan sepatu yang diperoleh dari sponsor.

Biaya geo tubing Lava Bantal, kata dia, tergolong terjangkau. Pengunjung cukup membayar Rp 55.000 dan sudah termasuk minuman khas bajigur atau jahe serta transportasi untuk kembali ke titik awal.

Ketua Pokdarwis Geo Tubing Lava Bantal Yulian Budi Prasetya mengatakan saat ini sudah ada lima orang pemandu dan ditargetkan bertambah menjadi 20 pemandu.

"Idealnya satu orang memandu lima wisatawan," ujar dia.

2 dari 2 halaman

Gunung Api Purba

Ia mengaku sudah belajar tubing sampai ke Kali Suci untuk mendapatkan informasi yang lebih detail. Menurut dia, wisata ini dibuka apabila debit air sungai tidak lebih dari 60 meter kubik.

"Ketika debit air tinggi kami tidak berani juga mengadakan tubing bagi wisatawan," tutur dia.

Vulkanolog Adi Susanto memaparkan objek ini diberi nama Lava Bantal karena batuan yang berada di sekitar sungai menumpuk menyerupai bantal atau membantal. Komposisinya disebut Old Andesitic Formation.

Ia juga menepis anggapan banyak orang yang berpikiran Lava Bantal terbentuk dari letusan Gunung Merapi. "Objek ini terbentuk dari intrusi atau singkapan gunung api purba 30-36 juta tahun yang lalu," ujar dia.

Ia mengungkapkan batu yang termasuk jenis lava andesit ini terbentuk dari gunung api purba yang membentuk formasi semilir sampai ke Breksi. Saat intrusi pada masa tersier, lava keluar dengan massa yang sangat panas lalu bercampur dengan fluida membentuk pillow lava atau lava bantal.

"Ini dulu lava leleran atau effusive lava, membeku bertemu dengan fluida langsung membantal," kata Adi.

Di sekitar Lava Bantal juga terdapat pumice yang menjadi bukti bahwa di area tersebut dahulunya adalah gunung api bawah laut. Pumice merupakan batu yang terbentuk dari abu vulkanik.

Objek ini mempertegas bahwa kawasan ini adalah di bawah laut dengan kedalaman puluhan kilometer, serupa dengan Nglanggeran di Gunung Kidul. Menurut dia, konsep geo tubing membawa peserta menjelajahi masa lalu dan para pemandu diberi pengetahuan geologi.

"Menyematkan kata geo berarti mengarungi kawasan geo heritage," tutur Adi.