Liputan6.com, Jambi - Menyandang status "gubernur rupawan" tak lantas membuat Zumi Zola hilang ketegasan. Mendengar warganya mengeluh, tak jarang Gubernur Jambi itu ikut kesal dan marah karena pelayanan pemerintah belum maksimal.
Zumi Zola menjabat gubernur Jambi sejak Jumat siang, 12 Februari 2016. Selama hampir 10 bulan menjabat, gubernur yang merupakan putra dari mantan Gubernur Jambi dua periode Zulkifli Nurdin itu beberapa kali terlihat kesal dan marah. Liputan6.com mencatat setidaknya sudah empat kali Zumi Zola marah.
Baca Juga
1. Marah-Marah di Tengah Malam
Advertisement
Terkini, raut kekesalan terpancar kala Zumi Zola terpaksa keluar malam karena mendengar ada aksi blokir jalan yang dilakukan warga di 3 desa. Aksi pemblokiran itu terjadi di Desa Mudung Darat, Kecamatan Muarosebo, Kabupaten Muarojambi.
Karena jalan sudah lama rusak parah dan berlumpur, warga sengaja protes dengan cara menanam pohon pisang di tengah jalan. Bahkan, sebagian warga lainnya sengaja menebang pohon di pinggir jalan untuk kemudian dilintangkan di tengah jalan. Akibatnya jalan pun macet.
Mendengar ada aksi itu, Senin malam, 5 Desember 2016 kemarin bersama beberapa pejabat Pemprov Jambi, Zumi Zola langsung turun menemui warga.
Di depan warga Zumi Zola mengatakan, kerusakan jalan tersebut dikarenakan banyaknya kendaraan berat milik sejumlah perusahaan yang melintas. Salah satunya adalah perusahaan sawit di daerah itu.
Zola yang mengaku ikut kesal menyatakan akan segera memanggil pihak perusahaan yang kendaraannya melalui jalan tersebut. "Selanjutnya akan saya larang," tegas Zumi Zola.
Kepada sejumlah pejabat dinas pekerjaan umum, Zumi Zola juga menginstruksikan agar secepatnya menurunkan peralatan dan materi untuk memperbaiki kerusakan. Kerusakan parah yang terjadi sekitar satu kilometer.
"Jalan ini kita bangun bersama, mari kita jaga bersama," ujar Zola kepada ratusan warga.
2. Perang Terhadap Penambang Liar
Tambang emas liar di wilayah Jambi menimbulkan petaka. Memasuki pekan kedua, sebanyak 11 penambang emas tradisional tak berizin masih terkubur di dalam lobang sedalam 50 meter.
Insiden itu memicu kemarahan Gubernur Jambi Zumi Zola. Ia menyatakan perang terhadap aktivitas penambangan emas ilegal di Jambi. Ia juga membantah tidak berbuat apa-apa dalam masalah yang telah terjadi bertahun-tahun di wilayah kekuasannya.
"Soal ini (penambangan ilegal) butuh dukungan semua pihak. Segala macam upaya persuasif dan tegas sudah kami lakukan. Kami juga sudah koordinasi dengan jajaran kepolisian, Kapolri, Kapolda, Polres hingga aparat TNI," ujar Zola, Jumat, 4 November 2016.
Zola menduga ada pemodal besar di balik maraknya aktivitas penambangan liar di sejumlah wilayah di Jambi. Namun, kata dia, pemodal tersebut berasal dari luar Jambi.
"Inilah yang tengah kami usut dan sudah dikoordinasikan dengan aparat berwenang. Saya juga apresiasi penanganan tegas tambang ilegal di wilayah lain seperti di Tebo," kata Zola.
Advertisement
3. Berang Dapati Kubangan Kerbau
Pertengahan November 2016 lalu, Zumi Zola juga tampak berang kala mendapati sejumlah jalan di Kabupaten Muarojambi rusak parah mirip kubangan kerbau.
Zola kaget melihat banyak truk angkutan berat mengangkut kayu melebihi tonase. Sesuai aturan, ruas jalan tersebut hanya diperbolehkan dilintasi kendaraan dengan berat 8 ton. Namun yang melintas bahkan ada yang mencapai 40 ton.
"Apalagi jika dilihat truk yang melihat nomor polisinya bukan kendaraan Jambi. Ini yang menikmati (jalan) bukan orang Jambi," ujar Zumi Zola dengan nada kesal.
Mendapati banyak truk bertonase tinggi, Zumi Zola menginstruksikan agar Bupati Muarojambi mengumpulkan seluruh jajaran Forkompinda serta aparat kepolisian. Ia meminta agar seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Muarojambi dicek izinnya.
4. Mengamuk di Kantor Samsat
Maret 2016, gubernur termuda di Indonesia ini marah besar kala inspeksi mendadak di Kantor Pelayanan Samsat Kota Jambi. Zola marah lantaran kantor yang seharusnya sibuk melayani warga, justru sepi kala jam kerja sekitar pukul 09.00 WIB.
"Bagaimana pelayanan tidak terganggu, banyak pegawai belum masuk," ujar Zola saat itu dengan nada kesal.
Zumi Zola makin terlihat kesal karena Kepala Samsat Kota Jambi saat itu, M Rum tak terlihat batang hidungnya.
Mendapati dirinya dicari-cari sang gubernur, M Rum tergopoh-gopoh menghadap Zumi Zola.
"Saya sudah sampaikan saat dilantik, akan mengevaluasi kinerja. Sebagai abdi negara berikanlah contoh yang baik," ujar Zola kepada M. Rum.
Mendengar perkataan sang gubernur, M Rum terdiam manggut-manggut. Ia berjanji akan mengevaluasi kinerja pegawai di kantornya.
Kemarahan Zumi Zola di Kantor Samsat Jambi berbuntut panjang. Setidaknya ada 20 pegawai honorer di kantor itu akhirnya di pecat. Alasannya karena dinilai tidak disiplin.
Advertisement
5. Marah-marah di Rumah Sakit
Ini tercatat sebagai aksi marah-marah pertama Zumi Zola tak lama setelah dilantik sebagai gubernur.
Belum sebulan menjabat gubernur, tepatnya pada 18 Februari 2016, Zumi Zola melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD Raden Mattaher Jambi.
Bukannya kenyataan yang menggembirakan, justru fakta yang dilihat Zumi Zola sebaliknya. Ia kesal setelah mendapati stok obat demam berdarah dengue (DBD) justru kosong di apotek rumah sakit terbesar di Jambi itu. Padahal kala itu, Jambi tengah dilanda wabah DBD.
Di depan Direktur RSUD Raden Mattaher serta pejabat dan staf rumah sakit, Zumi Zola menegaskan tidak mau lagi mendengar apotik tidak memiliki stok obat DBD.
"Kalau masih seperti ini, saya akan cari petugasnya, akan saya tindak," ucap Zola.
Zola juga meminta pihak RSUD segera mengevaluasi kinerja manajemen, baik dari segi pelayanan maupun dari segi keuangan. Ia ingin kinerja dan pelayanan rumah sakit ditingkatkan.
"Penuhi dulu kebutuhan primer di sini (rumah sakit). Peralatan medis masih kurang," perintah Zola.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Raden Mataher saat itu, Andi Pada, hanya bisa mengangguk-angguk mendengar perintah Zola. Ia menyatakan akan segera menindaklanjuti instruksi gubernur baru tersebut.
"Tentu ini akan kita tindaklanjuti dan persiapkan apa yang menjadi keluhan dari masyarakat," kata Andi.