Liputan6.com, Yogyakarta - Gempa Aceh berkekuatan 6,5 skala Richter (SR) di Kabupaten Pidie Jaya mengundang kepedulian pelajar dan mahasiswa di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. SDIT Salsabila, misalnya, mengadakan salat gaib dan pengumpulan infak yang disalurkan lewat Baitulmalspa Indonesia.
Puluhan siswa dari kelas 1, 4, 5, dan 6 menjalankan salat gaib untuk para korban gempa Aceh di lapangan depan sekolah yang berlokasi di Klasemen, Sleman, Kamis (8/12/2016).
"Tujuannya, berdoa untuk saudara di Aceh. Hari ini kami mengumpulkan dana sebagai bentuk pendidikan empati kepada teman, sahabat, sehingga memunculkan kepekaan sosial," ucap M. Zaelani selaku Kepala Sekolah SDIT Salsabila di Sleman, DIY, Kamis (8/12/2016).
Menurut dia, para siswa merasa prihatin karena banyak korban yang seusia mereka menjadi korban. Ia tidak menampik anak kelas 1 belum banyak yang menguasai salat gaib. Namun, hal itu tidak menjadi masalah karena anak kecil yang belum punya dosa, doanya dikabulkan.
Muhammad Raka (10), salah satu siswa kelas V SDIT Salsabila, menuturkan kegiatan ini untuk membantu teman yang ada di Aceh. "Saya sudah sering ikut salat gaib dan ini ditujukan mendoakan orang-orang yang di Aceh."
Setelah salat gaib, para siswa SDIT Salsabila juga mengikuti praktik roket air dan aeromodeling. Mereka mendapat penjelasan seputar pemetaan gempa dengan menggunakan drone yang bisa dipakai untuk melihat wilayah bencana yang sulit dijangkau jalan darat.
Sementara di lokasi berbeda, sejumlah mahasiswa dari Aceh yang tinggal di Asrama Aceh Yogyakarta mendirikan posko peduli. "Ini cara kami menyalurkan bantuan dan rencananya akan kami antarkan ke lokasi bencana," ujar Baral Muharram, koordinator mahasiswa Aceh di Yogyakarta.
Menurut dia, paling tidak terdapat 32 orang dari ribuan mahasiswa Aceh di Yogyakarta yang berasal dari Pidie Jaya. Ia menyebutkan ada satu orang anggota keluarga mahasiswa yang meninggal dan 33 rumah serta bangunan rusak akibat gempa bumi.
Baral menambahkan, saat ini sudah terkumpul bantuan senilai Rp 5 juta dan yang masih dibutuhkan adalah logistik, dapur umum, tenda, serta sandang pangan kebutuhan sehari-hari.
Riau Kirim 1 Ton Logistik
Aksi peduli juga dilakukan Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru dengan mengirim bantuan kemanusian kepada warga Aceh yang menjadi korban gempa. Ada sekitar satu ton logistik dikirimkan dengan pesawat CN 295 yang berangkat melalui Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Pekanbaru Edwar Sanger berharap bantuan yang dikirimkan ini bisa meringankan warga Aceh yang terkena musibah gempa pada Rabu Subuh, 7 Desember 2016.
Menurut Edwar, satu ton logistik itu terdiri dari makanan siap saji seperti mi instan. Ada pula sekitar 500 kilogram beras. Bantuan ini disebutnya belum memadai dan akan ditambah lagi pada hari berikutnya.
"Karena muatan pesawat terbatas, tapi mudah-mudahan bisa sedikit meringankan apa yang dialami saudara kita di Aceh," ujar Edwar di Pekanbaru, Kamis (8/12/2016).
Selain mengirimkan bantuan logistik, Edwar juga menyebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau membuka posko Peduli Aceh di Gedung BPBD di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru.
"Dengan adanya posko tersebut, masyarakat maupun pelaku usaha dapat langsung menyalurkan bantuan ke BPBD Riau untuk mengurangi beban warga Aceh," sebut Edwar.
Sementara itu, pihak Lanud Roesmin Nurjadin mengirim sejumlah personel Paskhas 462 Pulanggeni dengan menggunakan pesawat yang sama. Mereka bakal bergabung dengan Satgas di Aceh.
"Dalam kegiatan operasi tidak ada batas waktu, sesuai keadaan di sana," ucap Kepala Divisi Operasional Penerbangan Lanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb M. Yani.
Yani menyebut pengiriman personel TNI sudah berlangsung sejak kemarin. Hingga hari ini sudah ada empat pesawat Hercules yang mengangkut puluhan personel TNI gabungan untuk membantu Satgas di Aceh.
Selain itu, TNI AU juga mengirim helikopter tempur jenis Super Puma sambil membawa semaksimal mungkin bantuan berupa logistik. "Hanya seminggu maksimal. Karena kita sifatnya bantuan pertama, setelah heli dari pusat datang, segera ditarik," Yani menjelaskan.
Advertisement
Ucapan Duka dari Banten
Ucapan dukacita kepada korban gempa Aceh juga datang dari Provinsi Banten. Para kontestan Pilkada Banten 2017 sama-sama berharap agar masyarakat Aceh yang terkena musibah gempa bumi berkekuatan 6,5 SR dapat tabah dan segera bangkit dari kesedihannya.
"Tangis yang dialami masyarakat Aceh merupakan kesedihan kita semua. Tanah Serambi Mekah punya sejarah panjang dengan Banten. Saya secara pribadi mengajak semua tim pemenangan dan relawan untuk menggalang bantuan dan membantu masyarakat Aceh yang terkena bencana," kata Andika Hazrumi, calon wakil gubernur (cawagub) Banten nomor urut 1 saat ditemui di Kota Serang, Kamis (8/12/2016)
Musibah tak hanya menimpa Provinsi Aceh, tapi juga Banten. Bencana alam seperti banjir merendam ribuan rumah hingga bencana longsor menelan korban jiwa sebanyak 11 orang di Banten.
"Kesedihan mereka adalah kesedihan kita semua. Kita tak boleh diam menghadapi keadaan ini. Mari sisihkan sebagian dari yang kita miliki untuk meringankan beban mereka. Mari kita tengadahkan tangan seraya mengirimkan doa ke tepi langit untuk saudara-saudara kita yang tengah diterpa cobaan," kata Rano Karno, cagub Banten nomor urut 2 di Kota Serang, Kamis.
Sebelumnya diberitakan lebih dari seribu rumah terendam banjir di Kabupaten Serang. Longsor juga menimpa para penambang emas di pegunungan Halimun-Salak, Kabupaten Lebak.
Siswa Gelar Salat Gaib
Gempa dahsyat yang mengakibatkan 100 lebih orang meninggal dunia, tidak saja membuat duka mendalam bagi keluarga dan warga yang tinggal di Aceh. Namun, juga menjadi kesedihan seluruh warga Indonesia.
Kesedihan itu di antaranya dirasakan ratusan siswa dan guru di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Manba'ul A'laa, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Tak saja ditunjukkan dengan ungkapan kesedihan. Namun di sela konsentrasi menghadapi ujian akhir sekolah (UAS), ratusan siswa juga menyempatkan diri untuk menggelar doa bersama dan salat gaib untuk korban gempa bumi di Aceh.
"Salat gaib digelar karena kita tinggal jauh dari Aceh. Sebagai semasa manusia kita punya rasa empati untuk mereka yang sedang menghadapi bencana," ujar Endro Sujatmiko perwakilan guru.
Di awal dengan menggelar salat goib, siswa kemudian melanjutkan dengan menggelar doa bersama. Mereka mendoakan supaya para korban diberi ketabahan dalam menghadapi ujian yang juga membuat puluhan rumah dan fasilitas umum rusak berat.
"Pihak sekolah sengaja mengarahkan para siswa untuk menggelar salat gaib dan doa bersama, selain agar siswa memiliki rasa empati terhadap sesama anak bangsa," ujar Endro.
Doa dipanjatkan dengan harapan korban gempa diberi kekuatan dalam menghadapi musibah. Sedangkan salat jenazah jarak jauh ditujukan kepada para korban meninggal akibat gempa berkekuatan 6,5 SR di Pidie Jaya, Aceh, Rabu subuh, 7 Desember 2016.
"Kami hanya bisa panjatkan doa dari tempat kami berada. Dengan salat goib, siswa berharap arwah korban gempa mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan, diterima amal ibadahnya dan dosa-dosanya diampuni," kata Bagus Raja Prasetiyo, siswa MTs Manba'ul A'laa, usai mengikuti doa dan salat gaib.
Pihak sekolah sengaja mengarahkan para siswa untuk menggelar salat gaib dan doa bersama. Terutama agar siswa memiliki rasa empati terhadap sesama anak bangsa. Usai menggelar doa, siswa melanjutkan kegiatan belajar-mengajar.
Kendati mengaku belum pernah datang ke Bumi Serambi Mekah dan tidak memiliki saudara dekat daerah yang ada di ujung barat Indonesia tersebut, para siswa dengan semangat memanjatkan doa untuk korban gempa Aceh.
Advertisement