Liputan6.com, Semarang Setelah empat hari berjalan kaki dari Rembang ke Semarang, warga Rembang dan Pati tidak ditemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ganjar memilih pergi ke Riau untuk menerima penghargaan pada Jumat, 9 Desember 2016.
Setiba di kantor gubernur, ratusan warga Rembang yang menolak pendirian pabrik semen Rembang sesuai putusan MA ditemui Asisten Pemerintahan Setda Jateng, Siswo Laksono. Ia menyatakan Ganjar sudah membatalkan izin lingkungan yang diterbitkan pada 7 Juni 2012 menindaklanjuti putusan MA.
Namun, keputusan itu disiasati Gubernur Jateng itu dengan penerbitan izin pengaturan penambangan. Surat izin tersebut ditandatangani Ganjar pada 9 November 2016, setelah Mahkamah Agung mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali (PK) warga Pegunungan Kendeng atas pembatalan izin lingkungan PT Semen Indonesia.
Advertisement
"SK baru itu mencabut keputusan gubenur tentang izin lingkungan 7 Juni 2012 lalu, sekaligus memberikan izin pengaturan penambangan baru, " kata Asisten Pemerintahan Setda Jawa Tengah, Siswo Laksono dalam pertemuan dengan warga pegunungan Kendeng, di Semarang.
Baca Juga
Kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu mengecewakan warga. Apalagi, selama ini Ganjar Pranowo selalu meminta warga untuk taat hukum. Gunretno mewakili warga mempertanyakan niat baik Ganjar Pranowo dan keberpihakannya kepada rakyat.
"Sangat kaget dan kecewa. Kedatangan kita ingin gubernur mencabut izin sesuai putusan MA. Tapi tiba-tiba ada izin baru. Kami merasa dipermainkan," kata Gunretno, Jumat (9/12/2016).
Aksi Ganjar Hanya Kosmetik?
Gunretno mempertanyakan keabsahan izin yang diterbitkan Gubernur Ganjar. Keputusan Ganjar dinilai bertolak belakang dengan kehendak Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memerintahkan dilakukan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) pendirian pabrik semen.
Penerbitan izin baru itu dinilai sengaja dilakukan secara diam-diam karena tidak ada sosialisasi transparan kepada warga setempat. "Izin harus dihentikan, kok malah keluarkan izin baru? Kalau warga tidak datang ya pasti akan ditutup informasinya," kata Gunretno.Â
Dalam menangani kasus Semen Rembang, selama ini Ganjar Pranowo meminta warga untuk menempuh jalur hukum dan menghormati apapun putusan hukum. Di sisi lain, warga juga berharap agar pemerintah dan pejabatnya juga harus mematuhi hukum.
Persoalan izin lingkungan, menurut warga, bukan semata-mata masalah administrasi saja, tetapi berfungsi sebagai alat kontrol. "Apakah Indonesia hanya Jawa Tengah saja? Apakah tidak ada tempat lain yang lebih membutuhkan investasi pembangunan pabrik semen?" teriak seorang warga dalam orasinya.
Saat berorasi, warga juga menyebutkan apa yang dilakukan Ganjar Pranowo dengan tidur di lantai kereta, marah-marah kepada anak buahnya, hanya sebatas kosmetik saja.
"Tak ada yang dilakukan dari hati. Bahkan mengaku bahwa rakyat adalah tuannya, itu jelas menista rakyat," kata warga yang lain.
Advertisement