Sukses

Kisah Lukisan Topeng Panji di Tangan 'Gitaris Satu Jari'

Filosofi empat warna di Lukisan Topeng Panji Mr. D.

Liputan6.com, Cirebon - Kesenian tari topeng menjadi salah satu peninggalan budaya kebanggaan warga Cirebon. Dalam upaya melestarikannya, masyarakat maupun seniman tidak pernah ketinggalan membawa topeng Cirebon dalam setiap pertunjukan.

Baik pada acara pemerintahan maupun acara sosial yang ada di Cirebon, segala hal berbau topeng turut memeriahkan acara. Hal ini kemudian menjadi perhatian masyarakat di Indonesia.

Namun yang unik, dalam upaya pelestarian budaya ini, seorang gitaris asal Surabaya Mr. D mengapresiasi topeng Panji Cirebon dengan cara berbeda.

Penggagas teknik open tuning one finger guitar ini turut serta melukis Topeng Panji. Pria yang memiliki nama asli Doddy Hernanto ini melukis dengan menggunakan topeng Panji Cirebon.

"Lukisan yang saya buat juga gambar Topeng Panji. Tapi tema lukisan yang saya buat itu Sedulur Papat Lima Pancer," ujar Mr. D usai tampil di pentas Melodi Kota Udang di halaman Gedung BAT Cirebon, Sabtu, 17 Desember 2016.

Mr. D mengatakan, dalam aksinya tersebut, dia melukis hanya menggunakan empat warna, yakni merah, putih, kuning, dan hitam.

Hasil lukisan Mr. D, sebuah lukisan Topeng Panji. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Dia menjelaskan, warna merah bersemayam di hati, berwarna merah dan berwatak keras perlambang angkara murka, dan pintunya ada di telinga. Artinya, lanjut Mr. D, dalam warna merah, manusia bisa merasakan baik dan buruk karena mempunyai telinga.

"Darah itulah yang menyebabkan manusia bisa berbuat sesuatu, dan manusia tanpa darah yang berwarna merah itu maka dunia ini akan sepi dan tidak akan seperti sekarang ini," tutur dia.

Sementara untuk warna putih bersemayam di jantung, berwujud air berwarna putih, dengan watak yang suci dan sungguh-sungguh.

"Pintunya ada di hidung. Dan hidung adalah alat atau panca indra yang tak pernah bohong. Contoh, ketika hidung mencium bau ikan asin maka bisa dipastikan di dapur ada yang memasaknya meskipun mata belum malihat," sambung Mr. D.

Untuk warna kuning bersemayam di lubang tali plasenta (pusar), berwujud angin yang berwarna kuning, berwatak mengumbar hawa nafsu atau menang sendiri. Pintu dari warna putih ada di mata.

Oleh karena itu, mata bisa dikatakan lanange jagad (yang paling berkuasa). Mata dipakai untuk melihat semua hal yang tergelar, maka manusia mempunyai keinginan karena mata melihat. Pintunya ada di mata tetapi berwujud angin kuning yang akan keluar dari hidung.

Sementara, unsur warna Hitam (Alaumah) bersemayam di lambung yaitu tempat menyimpan makanan. Dia mengatakan, jika usus merupakan tempat kotoran, maka Aluamah berwujud tanah yang berwarna hitam, mempunyai kesenangan untuk merasakan makanan yang enak-enak.

"Maunya hanya senang dan enak. Pintunya ada di mulut, maka dari itu bisa celaka karena kata-kata yang keluar dari mulut sendiri. Mulut mempunyai arti cancangen supoyo mingkem (ikatlah agar tertutup), kata-kata yang baik maupun buruk asalnya sama saja maka akan lebih baik jika mulut digunakan untuk berkata-kata yang baik-baik saja. Diam adalah emas," tutur Mr. D.

Dia mengatakan, istilah Sedulur Papat Lima Pancer tersebut mengacu pada saudara bayi ketika lahir, atau biasa disebut dengan ari-ari. Topeng Panji Cirebon atau daerah lain menjadi simbol dari Sedulur Papat Lima Pancer.

"Banyak pendapat berbeda yang mengatakan Sedulur Papat Lima Pancer sudah tidak relevan apabila digunakan dalam kehidupan modern," ujar Mr. D.

Tapi kita harus tetap memelihara budaya dan peninggalan nenek moyang sehingga tidak ada alasan untuk menjadikan hal itu sebagai beban hidup yang akan mengurangi minat kita dapat mempelajari segala sesuatu yang akan berdampak sangat serius pada keadaan hidup kita nantinya," tambah dia.

Sementara itu, pelukis asal Cirebon Supriyatna mengatakan, pesan yang ingin disampaikan dalam kolaborasi melukis dan bermain gitar tersebut untuk mengingatkan manusia agar tidak lupa kepada hakikat manusia dan jati diri membangun bangsa hingga ke depan semakin maju.