Liputan6.com, Manado - Aparat Polresta Manado membawa puluhan mahasiswa Papua yang kuliah dan berdomisili di ibu kota Provinsi Sulawesi Utara tersebut. Mereka dibawa polisi dari Asrama Mahasiswa Papua yang terletak di Kelurahan Bahu, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Senin siang tadi sekitar pukul 11.00 Wita.
Warga sekitar pun kaget melihat iring-iringan mobil polisi membawa puluhan mahasiswa Papua tersebut. Dikawal puluhan polisi, para mahasiswa ini digiring ke Mapolresta Manado.
"Kami menduga ada indikasi makar. Mereka meminta referendum untuk Papua. Jelas ini merongrong NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," ucap Kapolresta Manado Kombes Polisi Hisar Siallagan saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (19/12/2016) siang.
Kejadian bermula saat mahasiswa Papua itu mengajukan surat pemberitahuan aksi, beberapa hari lalu. "Namun setelah kami pelajari ternyata agendanya adalah referendum. Jelas kami tolak," ujar dia.
Baca Juga
Sekalipun tidak mengantongi izin, puluhan mahasiswa Papua itu tetap menggelar aksi di asrama mereka. "Karena tidak mengantongi izin, maka petugas kami nengamankan mereka," ujar Hisar.
Kapolresta Manado mengatakan pula, puluhan mahasiswa itu sementara diperiksa secara intensif oleh penyidik. "Awalnya pelanggaran izin, soal makar nanti kita lihat hasil pemeriksaan."
Pantauan Liputan6.com di Mapolresta Manado, tak kurang dari 70 mahasiswa asal Papua ini diperiksa secara intensif oleh para penyidik di beberapa ruang berbeda. Sementara yang lainnya menunggu di luar ruangan.
"Kami diamankan saat berada di asrama. Memang kami rencanakan aksi damai, namun lebih dulu diamankan petugas. Untuk lengkapnya informasi bisa ditanyakan kepada koordinator lapangan. Namun dia masih sementara diperiksa di dalam ruangan," ujar salah satu mahasiswa Papua yang berada di luar ruangan penyidik.
Advertisement