Sukses

Senja Kala Stasiun Kuno Tertua Indonesia

Tak ada lagi kereta yang mampir di stasiun tertua di Indonesia ini. Hanyalah warga menikmati suasana senja dan menantikan surya tenggelam.

Liputan6.com, Grobogan - Mengenal sejarah perjalanan kereta api di Indonesia, tak terlepas dengan kepentingan penjajah Belanda terkait ketersediaan sarana angkutan umum yang cepat dan memadai. Dibangun mulai pertama kali di Desa Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sarana transportasi massal yakni kereta api menjadi pilihan yang dianggap mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

Ditandai dengan keberadaan Stasiun Tanggung, yakni stasiun yang diberi kode perusahaan PT Kereta Api (KAI) dengan TGG adalah sebuah stasiun kereta api yang terletak di Desa Tanggungharjo, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Dengan ketinggian sekitar 20 meter di atas permukaan laut, Stasiun Tanggung dalam pelayanannya masuk wilayah Daerah Operasi IV (Daop IV) Semarang. Sebuah papan petunjuk berukuran sekitar 50 centimeter tertulis jelas "Di Bumi Ini Kami Bermula" tertancap kuat di kompleks stasiun.

Kebijakan perusahaan jasa transportasi di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu memang memproklamirkan "Bumi Tanggungharjo" sebagai cikal bakal tumbuhnya kereta api di Indonesia. Namun, tak ada kereta yang berhenti di stasiun itu semakin mengikis kecintaan warga setempat terhadap kereta api.

Entah alasan, operasional kereta di stasiun tersebut bakal mengurangi margin keuntungan, menambah durasi waktu perjalanan atau meningkatkan konsumsi solar pada stasiun. Namun kebijakan yang sudah bertahun-tahun berjalan tersebut berlaku untuk semua perjalanan. Termasuk perjalanan kereta api lokal Kalijaga yang tidak pernah mengangkut penuh penumpang.

"Dulu tahun 80-an sampai 90-an, semua jika ke Solo atau ke Semarang, ya naik kereta. Tapi sejak tidak ada kereta yang berhenti sampai sekarang, warga naik motor sendiri atau ngojek," ucap Anastasia, pensiunan guru yang sering memanfaatkan jasa angkutan umum, di Grobogan, Minggu (25/12/2016).

Karena tak lagi disinggahi kereta api, stasiun bersejarah itu hanya dimanfaatkan beberapa warga untuk bercengkerama sembari menjaga anak saat senja hari. Warga juga kerap nongkrong di stasiun, sekadar menikmati warna langit kuning jingga sebagai penanda bakal tergelincirnya matahari di ufuk barat.

"Paling kereta hanya lewat. Itu pun hanya beberapa kereta yang dilewatkan jalur yang memang lebih banyak melayani desa-desa yang ada di dekat hutan dan pegunungan di antara Semarang-Solo," ujar dia.

Senja di Tanggung, Kabupaten Grobogan, Jateng, stasiun kereta api tertua di Indonesia. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Kini, tidak ada lagi antrean pedagang pasar yang ingin menjual arang kayu ke Semarang atau Solo. Tidak ada lagi kereta yang sekadar mampir untuk menghormati stasiun tertua di Indonesia tersebut.

"Karena tidak ada kereta yang berhenti, jadi tidak ada penumpang yang naik atau turun. Jika belanja, ya akhirnya naik angkutan umum," tutur Ningrum, pedagang di pasar tradisional Ngembel atau juga disebut Pasar Tanggungharjo.

Bila ada yang menikmati senja sembari bercengkerama, itu juga warga sekitar. "Paling main-main menikmati senja tempatnya yang lapang, jadi jika tidak mendung matahari menguning terlihat indah," ia menambahkan.

Begitu juga matahari pagi, seakan menyembul di antara rel kereta api yang panjang mengular masuk kawasan hutan di bawah pengelolaan Badan Pemangkuan Kawasan Hutan (BKPH) Administratur Semarang.

"Jika dihidupkan kembali. Senja dan fajar di Stasiun Tanggungharjo mungkin akan diwarnai ramainya penumpang yang naik atau turun. Siapa tahu karena bangunan bersejarah dijadikan destinasi wisata biar bisa menambah pendapatan warga," Camat Tanggungharjo berharap.

Matahari seakan hendak bersembunyi di balik rumah dinas Kepala Stasiun Tanggung, Kabupaten Grobogan, Jateng. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Stasiun Tanggung merupakan stasiun kereta api tertua di Indonesia yang masih operasional. Dibangun pada 10 Agustus 1867, jalur kereta api pertama dibuka, antara Tanggung-Kemijen yang berjarak 25 kilometer oleh Gubernur Jenderal Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele.

Bangunan Stasiun Tanggung, Grobogan, yang didirikan pertama kali telah dibongkar pada tahun 1910. Selanjutnya, stasiun yang baru dibangun yang dapat dilihat sampai sekarang. Pada pertengahan tahun 1980-an, stasiun ini pernah hendak dibongkar dan ditempatkan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.