Liputan6.com, Brebes - Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Kota Tegal, Jawa Tengah, Unit Pusat Pengembangan Pengabdian Masyarakat (P3M) membuka posko pengamanan arus mudik libur Natal di simpang tiga Exit Tol Brebes Timur selama empat hari, 23-27 Desember 2016.
Seorang mahasiswa PKTJ Kota Tegal, Umar Faris mengatakan, tujuan dari pemantauan arus mudik libur Natal 2016 tidak lain untuk mengetahui volume kendaraan yang ada di Provinsi Jateng. Terutama kendaraan yang melintas dari arah barat (Jakarta) ke timur (Semarang) yang melintas di wilayah Kota Tegal dan Brebes.
Selain itu, pemantauan arus lalu lintas tersebut bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jateng dan Dishub Brebes. "Nantinya hasil pemantauan ini kita kirim langsung ke Dishub Provinsi sebagai acuan kondisi terkini arus lalu lintas," ucap Umar Faris, Minggu (25/12/2016).
Baca Juga
Sementara itu, penanggung jawab Bidang Angkutan Jalan Mochammad Reza Prisman, pengamanan libur Natal selain melibatkan anggota Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jateng dan Brebes, pihaknya juga melibatkan warga setempat.
Menurut Reza, pihaknya tidak hanya memeriksa volume kendaraan, tapi juga memeriksa kondisi jalan dan kecepatan kendaraan menggunakan Speed Radar Gund (alat pengukur kecepatan kendaraan).
"Data yang kita himpun ini nantinya dikirim ke Service Counter yang ada di Provinsi Jateng sebagai panduan ke para pemudik dalam mengetahui situasi dan kondisi jalan melalui papan pengumuman atau lainnya," ujar Reza. Â
Dia menambahkan, pendirian posko tersebut juga untuk mengampanyekan keselamatan kepada para pengendara. Karena itu pihaknya melakukan pengamanan di posko tersebut secara sif atau bergiliran.
"Ada tiga sif. Setiap sifnya ada enam orang perwakilan dari PKTJ, empat orang dari Dishub Provinsi dan dua orang dari Dishub Kabupaten Brebes," kata dia.
Advertisement
50 Ribu Lebih Kendaraan Melintas
Selama pemantauan, menurut Reza, pihaknya mendapatkan jumlah kendaraan yang keluar dari Exit Tol Brebes Timur. Di antaranya roda dua (sepeda motor) 46 persen atau 25.823 kendaraan, mobil pribadi 30 persen atau 16.429 kendaraan, truk dua as tujuh persen atau 3.853 kendaraan, dan pikap atau mobil boks enam persen atau 3.085 kendaraan.
Sementara, bus besar lima persen atau 2.851 kendaraan, truk tiga as sebanyak tiga persen atau 1.394 kendaraan, MPU atau bus kecil sebanyak dua persen atau 1.272 kendaraan, truk trailer satu persen atau 472 kendaraan, dan truk gandeng kurang dari satu persen atau 180 kendaraan.
"Dari data di atas kendaraan yang melintas kecepatannya rata-rata di bawah 50 kilometer per jam dibanding hari normal yakni 65 km/jam," ia menjelaskan.
Kemacetan yang ada, Reza menambahkan, tidak bisa dilihat dari jumlah kendaraan, tapi dari kecepatan sebuah kendaraan. Karena itu, pemikiran masyarakat terkait kemacetan akibat jumlah kendaeraan harus diubah.
Apalagi, sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No 96 Tahun 2015 menyatakan kinerja lalu lintas dinyatakan dengan kecepatan kendaraan bukan dengan jumlah kendaraan.
"Karenanya jumlah kenaikan kendaraan paling tinggi sebanyak 10 persen dibanding kecepatan kendaraan yang turun drastis," dia menandaskan.
Advertisement
Pantura Pekalongan Padat Merayap
Sementara itu, arus lalu lintas di jalur pantura Kota Pekalongan, Jawa Tengah saat libur Natal, padat merayap pada Minggu sejak pukul 10.00 WIB hingga sore tadi. Kendaraan yang melintas dari arah barat (Jakarta) ke timur (Semarang) didominasi mobil pribadi, truk, dan bus.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, kepadatan arus lalu lintas di pantura Kota Pekalongan terjadi di empat titik. Di antaranya, perlintasan kereta Jalan KH Mas Mansyur, perempatan Grogolan, persimpangan Jalan Dr Soetomo-Jalan Ahmad Yani, depan Pasar Grosir Setono.
Pemudik yang melalui jalur pantura Kota Pekalongan harus ekstra sabar dengan kondisi arus lalu lintas yang padat. Bahkan, kecepatan laju kendaraan sekitar 20-30 km/jam.
Kendati demikian, kepadatan arus lalu lintas kendaraan yang terjadi tidak menimbulkan kemacetan yang parah. Apalagi, jalur perlintasan kereta, Jalan KH Mas Mansyur memang menjadi langganan macet, terutama saat arus mudik liburan Natal kali ini.
Sedangkan titik kemacetan lainya berada di perempatan Grogolan dan Dr Soetomo-Ahmad Yani yang merupakan jalur pertemuan kendaraan lokal yang akan menyeberang dengan kendaraan di jalur nasional atau pantura.
Menurut Kharisma Rizki (34) pemudik asal Jakarta tujuan Batang, Jateng. Kendaraan padat merayap saat akan memasuki Kota Pekalongan, sehingga laju kendaraan tersendat dan bersabar untuk menunggu antrean yang mengular hingga dua kilometer lebih.
"Tadi arus lalu lintas kendaraan memang mulai padat pas memasuki Kota Pekalongan. Karena banyak persimpangan dan ada perlintasan KA yang membuat antrean kendaraan mengular cukup panjang," tutur Kharisma Rizki saat berhenti untuk rehat sejenak di sentra batik Setono, Pekalongan.
Bahkan, lanjut dia, laju kendaraan padat merayap hingga dua kilometer lebih. Alhasil, hampir satu jam perjalanan bersabar menunggu antrean kendaraan yang melewati jalur pantura tersebut.
"Kalau macet berhenti sih memang enggak, tapi ya gini tersendat. Lumayan, tadi satu jam mungkin ada lewat jalur padat itu," dia menambahkan.
Hal senada diungkapkan pemudik lainnya, Sahrul (40) warga Jakarta tujuan Pekalongan. Meskipun arus lalu lintas tersendat akibat kepadatan kendaraan yang melintas, ia bersyukur tidak terjadi kemacetan parah yang terjadi di jalur pantura Kota Pekalongan.
"Ya saya kira wajar kalau libur panjang seperti inii jalannya macet. Tapi, memang di sini (Kota Pekalongan) tadi arus lalu lintasnya padat sekali. Padahal, dari Brebes-Tegal-Pemalang arus lalu lintas lancar jaya. Cuman tadi di Comal, Pemalang sempat tersendat, tapi tidak lama sih," ucap Sahrul.
Puncak-Cipanas Mengular 5 kilometer
Kemacetan panjang arus kendaraan juga terjadi di jalur Puncak, Bogor hingga Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Kemacetan arus lalu lintas terlihat di kedua arah sepanjang jalur tersebut pada Minggu (25/12/2016) sore, dengan panjang antrean kendaraan hingga lima kilometer.
Sejumlah pengemudi dengan tujuan Cianjur dari arah Puncak bahkan mengaku sudah terjebak dalam kemacetan selama lima jam di jalur Puncak-Cipanas. Dalam kondisi normal mereka biasanya hanya perlu waktu 45 menit dari Cianjur.
Indra Kurniawan (25), warga Kelurahan Solokpandan, Cianjur mengatakan, sepanjang Jalur Ciawi hingga Puncak antrean kendaraan sudah terlihat memanjang. Saat memasuki jalur Puncak-Cipanas, kendaraan terpaksa terhenti beberapa menit karena volume kendaraan yang meningkat.
"Saya pikir menjelang siang arus di jalur Puncak-Cipanas, akan tetap lancar karena saat pagi melintas menuju Bogor, arus kendaraan tergolong normal dari kedua arah. Eh pas pulang macetnya di pertigaan Hanjawar, sampai ke Pacet, saya baru sampai Cianjur setelah terjebak selama 5 jam," kata dia, seperti dilansir Antara.
Ratusan petugas Satlantas Polres Cianjur, yang disebar di sejumlah titik rawan di sepanjang jalur Puncak-Cianjur, membuat pagar betis untuk mengatur arus lalu lintas mengurangi kemacetan sepanjang libur Natal dan Tahun Baru ini. Bahkan, sejumlah rekayasa arus telah dilakukan untuk mengantisipasi terus memanjangnya antrean kendaraan.
Sebagian kendaraan tujuan Cipanas atau sebaliknya dari arah Cianjur diarahkan untuk melalui jalur alternatif Hanjawar-Pacet untuk mengurangi kepadatan di jalur Puncak. Hal yang sama dilakukan petugas di perempatan Loktian-Cianjur, di mana kendaraan dengan tujuan Puncak-Cipanas, diarahkan menggunakan jalur Gombong-Cugenang dan Sukabumi.
"Sore ini volume kendaraan pendatang dan wisatawan mulai berbaur ,sehingga jalur Puncak-Cianjur, terus dipadati kendaraan," kata Kasat Lantas Polres Cianjur AKP Erik S.
Dia menjelaskan, untuk mengantispasi terjadinya macet total di wilayah Puncak, pihaknya akan berkoordinasi dengan Polres Bogor, untuk melakukan sistem satu arah menjelang malam. Sedangkan di wilayah Cipanas dan Kota Cianjur, pihaknya melakukan sejumlah rekayasa arus dan menebar banyak pertugas pengatur lalu lintas.
"Volume kendaraan kami perkirakan akan terus meningkat hingga malam pergantian tahun. Untuk antisipasi kami akan melakukan sejumlah rekayasa arus termasuk memasang pagar pemisah di sejumlah titik di Jalur Puncak hingga Jalur Pacet," kata dia.
Advertisement
Pengaturan Kendaraan di Malioboro Yogya
Adapun Yogyakarta menjadi salah satu tujuan wisata dan liburan terutama saat pergantian malam tahun baru. Lantaran itulah, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemprov DIY) sudah menyiapkan langkah-langkah tertentu. Seperti mekanisme pengaturan arus lalu lintas di beberapa titik Kota Yogya.
Kepala Dishub DIY Sigit Hariyanta mengatakan saat libur Natal dan Tahun Baru ini khusus angkutan ada penambahan, sehingga beberapa transportasi menambah angkutan, jumlah penerbangan hingga rangkaian kereta. Penambahan ini nantinya akan berpengaruh dengan lalu lintas yang masuk ke kota wisata ini. Terutama saat malam Tahun Baru akan ada penutupan jalan menuju ikon Kota Jogja ini, yaitu Jalan Malioboro.
"Penutupan Malioboro dimulai 19.00 WIB pada malam Tahun Baru. Sistem buka-tutup di Malioboro akan steril dari kendaraan pukul 19.00 WIB, tapi selektif dilakukan sejak 17.00 WIB," ujar dia, Sabtu, 24 Desember 2016.
Sigit menjelaskan untuk jalur menuju Maliboro akan diputar terlebih dahulu. Dengan begitu, kendaraan tidak akan langsung menuju ke Maliboro. Hal ini demi kelancaran kendaraan yang masuk ke Malioboro.
Sebagai kota wisata, Sigit memperkirakan jika nantinya akan ada ribuan kendaraan yang melintas di Yogyakarta. Alhasil, nantinya akan ada beberapa jalur yang akan diatur demi kenyamanan wisatawan. Ia memastikan untuk jalur utama menuju ke Kota Gudeg ini dalam kondisi siap.
"Rekayasa lalu lintas buka-tutup di Malioboro lainnya itu untuk memanfaatkan jalan alternatif, kondisi jalur utama dalam kondisi siap. Kemarin dikerjakan masih beberapa lokasi ditutup tahun ini sudah selesai," ujar dia.
Bagi wisatawan yang ingin melwatkan malam Tahun Baru di Yogyakarta, Pemprov DIY sudah menyiapkan jalur alternatif menuju ke Yogya. Baik dari jalur selatan maupun dari jalur utara.
"Rambu tambahan terutama untuk pengalihan arus terkait jalur alternatif. Ada beberapa ruas, yakni Jalan sentolo, Klangon sampai Wonosari, Klaten sudah siap," ia menjelaskan.
Sementara itu untuk pengaturan lalu lintas di dalam kota Yogya, pihaknya sudah melakukan rekayasa lalu lintas seperti di bundaran UGM dan Jalan AM Sangaji. Khusus di Jalan AM Sangaji, saat ini sudah dipasang pembatas jalan mulai dari Tugu Jogja hingga perempatan Jetis.
Dengan demikian, imbuh Sigit, kendaraan yang dari arah Tugu Jogja dapat mengakses tempat di kiri jalan atau barat jalan. Jika ingin menuju ke tempat timur jalan atau kiri jalan, maka kendaraan harus melewati perempatan Jetis terlebih dahulu.
"Melihat kondisi lapangan nanti saat malam Tahun Baru yang jelas yang padat itu di di depan Jalan Solo, lalu di Jalan Magelang di Ahmad Dahlan ada bukaan untuk melakukan penutupan," tutur dia.
Bus Jangan Parkir di Jalanan Yogya
Yogyakarta salah satu kota yang akan dipadati wisatawan saat libur Natal dan Tahun Baru 2017. Diprediksi ribuan mobil dan bus akan masuk ke Kota Yogyakarta. Karena itu, Dinas Perhubungan DIY mengatur bus yang membawa wisatawan.
Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Hariyanta mengatakan, pihaknya sudah mengirim surat kepada pemilik hotel di Yogyakarta. Agar bus yang mengantar wisatawan ke hotel, tidak parkir di jalan. Terutama hotel yang tidak punya cukup lahan untuk parkir bus.
"Tidak boleh parkir di ruas jalan, termasuk waktu di Malioboro dan sekitarnya," ujar dia, Jumat, 23 Desember 2016.
Sigit mengatakan pula, pihaknya sudah memikirkan bagi hotel yang tidak memiliki parkir yang luas agar menggunakan lahan atau pul bus di Yogyakarta. Dengan begitu, pihak dapat menghubungi pul bus terdekat. Dengan kata lain, bus wisata itu dapat diparkirkan di pul bus tersebut setelah menurunkan wisatawan.
"Parkir bus diimbau kepada hotel yang tidak punya parkir bus diharapkan kerja sama dengan pengusaha pul bus di luar Jogja, seperti efisiensi untuk parkir," kata dia.
Selain itu, menurut Sigit, pihaknya juga menyiapkan kantong-kantong parkir di sekitar Kota Yogyakarta, sehingga bus yang membawa wisatawan dapat memakirkan bus di kantong-kantong parkir. Di antaranya kantong parkir Ngabean, Gamping, Ketandan, dan juga Terminal Giwangan.
Advertisement