Sukses

Izin Letda Faisal kepada Ayah Sebelum Hilang Misterius di Laut

Faisal merupakan satu-satunya perwira yang menghilang saat mengawal kapal nelayan berbendera Filipina di perairan Sulut.

Liputan6.com, Manado - Puluhan perwira berkumpul di salah satu ruang rapat Markas Komando Pangalan Udara Angkatan Laut Manado, Sabtu malam, 24 November 2016. Mereka baru saja selesai rapat sesi pertama yang dipimpin langsung Panglima Komando Armada Timur TNI AL Laksamana Muda Darwanto.

"Kami baru selesai rapat untuk membahas proses pencarian hilangnya empat prajurit TNI AL di perairan Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara," ujar Darmanto.

Suasana ruangan berukuran sekitar 10x20 meter persegi yang dipenuhi puluhan perwira tegang. Sejumlah prajurit menjaga ketat pintu keluar masuk ruangan.

"Setelah salat Magrib ini, kami akan melanjutkan rapat lagi," ujar Darmanto, perwira bintang dua.

Selain Darmanto, di dalam ruangan itu ada lagi seorang perwira bintang dua. Wajahnya terlihat lebih tegang, raut kesedihan terpancar.

"Pak Supartono, beliau ayah dari salah satu prajurit yang hilang, yakni Letda Laut Faisal Dwi AR," kata Darwanto.

Laksamana Muda H Supartono sehari-hari menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu Universitas Pertahanan.

"Iya, di antara empat prajurit yang hilang itu salah satunya adalah putra saya," ujar Supartono lirih.

Supartono lantas mengisahkan bagaimana komunikasi terakhir dengan anaknya itu. "Sebelum berangkat tugas, Faisal sempat berkomunikasi. Dia minta izin untuk menjalankan tugas mengawasi wilayah perairan perbatasan Filipina," ujar Supartono.

Supartono menambahkan, sebagai seorang prajurit, pengabdian kepada negara itu mutlak. "Ya, dia pergi menjalankan tugas negara. Saya berharap bisa ditemukan," ujar Supartono.

Pada 21 Desember 2016, Supartono bersama keluarganya menggelar istikharah. "Kami mohon kebesaran Tuhan," ujar dia.

Faisal Dwi adalah satu-satunya perwira di antara empat anggota TNI AL kru KRI Layang-635 yang hilang kontak sejak Rabu, 14 Desember 2016. Tiga lainnya adalah Kelasi Kepala Amo Dia Mahendra, Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto, dan Kelasi Dua Isy Badnur Rohim.

Kejadian itu berawal saat pasukan TNI AL sedang patroli di perairan Sulawesi Utara. Pada Selasa, 13 Desember 2016, melalui radar terdeteksi ada kapal asing. Setelah didekati dan digeledah ternyata kapal FB Nurhana berbendera Filipina dengan 24 ABK.

Sebanyak 21 ABK FB Nurhana dipindahkan ke KRI Layang untuk dibawa ke pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara. Sementara, FB Nurhana bersama tiga ABK-nya dikawal empat prajurit TNI AL menuju ke Lanal terdekat yakni Lanal Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Dalam perjalanan menuju Melonguane itulah, FB Nurhana hilang kontak.

Â