Liputan6.com, Kupang - Di Pulau Sabu, persis di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat sebuah tempat bernama Kelabba Maja yang menyerupai Grand Canyon di Arizona atau Ngarai Besar yang dipisahkan tebing terjal.
Untuk mencapai lokasi itu, Anda harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dan terjal. Lokasinya sangat tersembunyi dan berada dekat pantai selatan Pulau Sabu, sangat sulit bagi pengunjung mencapai lokasi tersebut tanpa pemandu dari warga Pulau Sabu.
Infrastruktur jalan yang masih dalam pengerjaan oleh pemerintah setempat membuat perjalanan ke Kelabba Maja semakin menantang. Perjalanan dari Seba menuju ke Kelabba Maja ditempuh sekitar 1,5-2 jam.
"Sebenarnya lokasinya tidak terlalu jauh, tapi harus melewati bukit terjal, sehingga memakan waktu cukup lama," kata Joey, warga Sabu kepada Liputan6.com, Rabu, 22 Desember 2016.
Baca Juga
Kelabba Maja memiliki tebing berukir indah berwarna gradasi merah marun, pink, coklat, dan kelabu itu. Tampak pilar-pilar batu berwarna merah muda dengan puncak berbentuk mirip jamur berwarna merah tua juga tampak seksi menggoda.
Objek wisata Kelabba Maja dijaga oleh warga setempat yang bernama Efer Weue. Ketika didatangi jurnalis, Ever mulai mengisahkan tentang Kelabba Maja dengan keunikannya yang merupakan gabungan antara wisata, petualangan dan juga budaya yang erat kaitannya dengan agama warga setempat.
Warga setempat mempercayai Kelabba Maja sebagai tempat berdiamnya Dewa Maja atau dewa bagi masyarakat yang tinggal di Dusun Kelanalalu, Desa Wadu Medi, Kecamatan Hawu Mehara itu.
Kelabba Maja terdiri dari tiga batu besar yang melambangkan bapak, ibu dan anak yang di tengahnya terdapat batu yang dijadikan altar persembahan kurban bagi Dewa Maja. Lokasi itu dikelilingi batu batu granit yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Tempat itu juga dikeramatkan oleh warga setempat dan selalu dilakukan ritual berupa pemotongan hewan kurban yang akan dipersembahkan kepada Dewa Maja sebagai persembahan akan keselamatan dan kesuburan.
"Biasanya ritual dilaksanakan pada bulan Juli saat purnama. Warga akan memberikan sesajen berupa sorgum, kacang hijau dan hewan berupa ayam merah," kata Efer.
Kelabba Madja terdiri dari dua kata, yakni Ke’labba yang diartikan sebagai tanah abu dan Madja yang berarti nama dewa atau sering disebut sebagai "tempat para dewa". Karena sakralnya tempat itu, pengunjung dilarang menyebutkan kata-kata kotor seperti memaki dan lainya saat berada di area lokasi ini.
"Tidak diperbolehkan juga kepada pengunjung untuk naik ke puncak batu tersebut dikarenakan kedua larangan tersebut mempunyai pantangan tersendiri," kata Efer.
Advertisement