Sukses

Top 3: Gaya Baru Berburu Telolet

Untuk mendapatkan klakson berbunyi telolet, dua pemudik pengendara sepeda motor itu berusaha mendahului jika melihat bus melintas.

Liputan6.com, Purwakarta - Berburu klakson telolet dari bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) semakin menggila. Tidak hanya anak-anak yang berteriak dan berdiri di tepi jalan sambil memegang kertas bertuliskan 'Om Telolet Om', sejumlah pemudik yang melintas di jalur Pantura pun melakukan yang sama.

Bahkan aksi mereka tergolong lebih nekat dan mengundang bahaya. Dengan sepeda motor, si pengendara mendahului bus AKAP dan menempelkan kertas di belakang ransel dengan tulisan'Om Telolet Om'.

Selain di jalur Pantura, fenomena telolet juga menjangkiti petugas di Tol Gate Brebes Timur (Brexit). Sejumlah petugas kepolisian saat sedang berjaga berteriak "Om Telolet Om".

Aksi itu terekam dalam dua video berdurasi sekitar 30 detik yang kini menjadi viral di Instagram dan Facebook.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com terutama di kanal Regional.

Kabar lainnya yang tak kalah diburu, perihal seorang pedagang tahu yang menangis saat ditangkap staf Bupati Purwakarta. 

Seperti halnya Monas, Taman kota di Jalan Siliwangi Purwakarta merupakan daerah steril dari para pedagang kaki lima.

Namun meski sudah diperingatkan, daerah tersebut masih terus menjadi magnet bagi warga yang ingin mengais rejeki. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh pedagang tahu Sumedang ini.

Karena berjualan di zona terlarang, Tarmidi ditangkap dan langsung dibawa ke rumah dinas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Pria asal Brebes, Jawa Tengah bahkan menangis meminta ampun agar tidak dibawa bertemu sang bupati. 

Ada pula ritual kelambu yang dilakukan seorang pemulung di Sulawesi Selatan. Perempuan ini diduga telah mempelajari ilmu sesat dengan menggunakan media kelambu, foto leluhur, patung kambing di dalam rumahnya.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Kisah Pemburu Klakson hingga Zona Om Telolet Om di Brebes Exit

Zona Kawasan Telolet yang berada di pintu masuk Brebes Timur atau Brebes Exit. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Sejumlah pemudik lokal pengendara sepeda motor saat melintas di jalur pantura Pemalang, Jawa Tengah, ternyata punya cara yang cukup unik berburu Om Telolet Om.

Cara itu dengan membuat tulisan "Om Telolet Om" di kertas untuk kemudian ditempelkan di bagian belakang ransel miliknya. Mereka meminta suara klakson telolet tanpa harus berteriak.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, untuk mendapatkan klakson berbunyi telolet, dua pemudik pengendara sepeda motor itu berusaha mendahului jika melihat bus melintas.

Sebelumnya terekam fenomena demam Om Telolet Om menjangkiti petugas di di Tol Gate Brebes Timur (Brexit). Sejumlah petugas kepolisian saat sedang berjaga berteriak "Om Telolet Om".

Selengkapnya...

2. Tangisan Pedagang Tahu Saat Dijemput Staf Bupati dari Taman Kota

Si pedagang tahu bahkan gemetar saat staf bupati menjemputnya dari taman kota. (Liputan6.com/Abramena)

Seorang pedagang tahu bernama Tarmidi (50), warga Sukatani, Purwakarta, Jawa Barat, tertangkap tangan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat berjualan di area terlarang di taman kota kompleks Sribaduga Maharaja di Jalan Siliwangi Purwakarta, Minggu, 25 Desember 2016.

"Aduh Pak, saya takut maafkan saya. Saya enggak berani bertemu Kang Dedi. Saya salah," kata Tarmidi sambil memohon kepada staf Bupati yang mengajaknya.

Namun setelah dibujuk oleh staf Bupati Dedi, Tarmidi kemudian menyanggupinya untuk bertemu Dedi. Dengan wajah memalas dan hampir menangis, ia kemudian menemui Dedi yang telah menunggunya di halaman rumah Dinas.

"Pak, saya minta maaf, saya baru sekarang jualan di taman, Pak. Maafkan saya," jawab Tarmidi kepada Dedi.

Dedi kemudian mengajak pedagang tahu itu untuk duduk bersama di halaman. Ia melayangkan sejumlah pertanyaan kenapa sang pedagang.

Selengkapnya...

3. Ritual Kelambu ala Pemulung Gegerkan Warga Palopo 

Warga Palopo, Sulsel, digegerkan dengan keberadaan aliran aneh yang dianut seorang wanita yang kesehariannya sebagai pemulung. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Warga Palopo, Sulawesi Selatan, kembali digegerkan dengan keberadaan aliran diduga sesat yang dianut seorang wanita bernama Nurhayati. Dalam kesehariannya, wanita berusia 35 tahun itu bekerja sebagai pemulung.

Aktivitas tak lazim Nurhayati di rumahnya di Kelurahan Dangerakko, Kecamatan Wara, Kota Palopo, terbongkar setelah warga menemukan sejumlah keanehan pada Sabtu dini hari, 24 Desember 2016. Ketika itu, warga mengejar seorang pencuri yang berlari tepat di belakang rumah Nurhayati, kemudian menghilang.

"Pencuri tersebut menghilang begitu saja di belakang rumah Nurahayati, karena penasaran warga pun mengepung rumah Nurhayati dan kemudian melakukan penggeledahan dan menemukan sejumlah barang ritual aneh di dalam rumah itu," ujar Lurah Dangerakko, Zainal Zaid.

Menurut Kasat Intelkam Polres Palopo Iptu. H. A. Yusuf, Nurhayati mengaku ritual yang dilakukannya selama ini disebutnya sebagai ritual mempersatukan air yang katanya adalah amanah dari nenek moyang dengan tujuan mempersatukan bangsa dan memperdalam ilmu batin yang dimilikinya.

Selengkapnya...