Sukses

Wah, Kereta Api Bandara Kualanamu Bakal Disambung hingga Binjai

Jumlah penumpang kereta api Bandara Kualanamu belum signifikan setelah beroperasi selama tiga tahun.

Liputan6.com, Medan - Sebagai upaya mempermudah masyarakat Binjai menuju Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara, Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan berencana menyambungkan operasional jalur kereta api bandara dari Stasiun Binjai ke Bandara Kualanamu.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Divre I Sumut, Joni Martinus, mengatakan, operasional kereta api Bandara Kualanamu - Binjai belum bisa dipastikan. Akan tetapi, desain, pembebasan lahan, penertiban, dan penataan untuk kepentingan operasional akan dimulai pada 2017.

"Usai desain dan lainnya di 2017, kemudian pada 2018 dilanjutkan dengan pembangunan fisik seperti rel kereta api," kata Joni saat meninjau Stasiun Kereta Api Binjai, Selasa, 27 Desember 2016.

Ia menjelaskan, jarak Stasiun Medan ke Stasiun Binjai berkisar 20,8 kilometer, kemudian 11 kilometer akan dibangun jalur layang mulai dari Stasiun Medan ke kawasan Sunggal. Pembangunan jalur layang bakal dibuat karena sepanjang jalur tersebut banyak perlintasan sebidang.

"Jalur layang ini untuk meminimalisasi potensi kemacetan dan kecelakaan," ujar Joni.

Mengenai besaran investasi proyek penyambungan, Joni mengaku tidak bisa menyebutkan besarannya. Itu karena ia masih harus melihat hasil survei dan desain. Pihaknya berharap realisasi pembangunan dapat meningkatkan layanan kepada masyarakat.

"Binjai dipilih untuk operasional kereta bandara karena memiliki potensi besar dalam perekonomian. Dengan perekonomian yang bagus, diperkirakan potensi jumlah penumpang dari dan ke Bandara Kualanamu bertambah," ucap dia.

Direktur Komersial PT Railink, perusahaan yang mengoperasionalkan kereta Bandara Kualanamu, Porwanto Handry Nugroho menambahkan, pihaknya akan terus berinovasi untuk meningkatkan jumlah penumpang. Meski sudah beroperasi tiga tahun, ia mengaku jumlah penumpang belum signifikan.

"Penumpang Railink saat ini didominasi penumpang pesawat dari kawasan wilayah barat sekitar Kota Medan. Masyarakat dari wilayah timur dan selatan lebih cenderung menggunakan kendaraan," kata Porwanto.