Sukses

Nyamannya Berjalan Kaki di Kota-Kota Ini

Tidak lagi berdesakan di trotoar jalan, bersaing dengan pedagang kaki lima, atau takut terserempet motor.

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok pejalan kaki biasanya kelompok terlemah sebagai pengguna jalan. Jalur yang disediakan untuk pejalan kaki pun biasanya sempit, tidak terurus, dan berlubang. Bahkan sering terjajah pedagang kaki lima yang berjualan menggunakan lahan trotoar.

Namun, tidak demikian di kota-kota ini. Pemerintah daerahnya mulai peduli dengan nasib pejalan kaki. Untuk itu, dialokasikan perhatian khusus guna memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki.

Tidak hanya itu, ada juga fasilitas yang memudahkan penyandang disabilitas, baik yang tidak bisa melihat, maupun pengguna kursi roda.

Jadi, kalau mampir ke kota-kota ini, tidak perlu ragu lagi berjalan kaki. Sambil bersantai bisa sekaligus berolahraga. Ini kota-kota yang menyediakan trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki:

1. Jelajah Malioboro Yogyakarta Makin Asyik dengan Jalan Kaki 

Wajah baru jalur pejalan kaki di Malioboro menarik para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, untuk berswafoto pada tengah hari. Mereka tidak khawatir lagi berjalan di sepanjang trotoar.

Kini rindang karena penuh dengan kanopi berbahan baja ringan. Apabila lelah, mereka juga bisa bersantai di kursi kayu yang berjajar rapi di tepi jalan.

Wajah lama pedestrian Malioboro sudah tidak bersisa sama sekali. Tidak ada lagi sepeda motor yang parkir di trotoar jalan. Sampah juga nyaris tidak ada karena di dekat bangku kayu disediakan bak sampah.

"Jadi tenang dan nyaman jalan di Malioboro," ujar Ratri (22), salah satu mahasiswi PTN di Solo yang sedang berkunjung ke Yogyakarta, Selasa, 20 Desember 2016.

Ia juga tidak mempermasalahkan harus berjalan kaki dari taman parkir Abu Bakar Ali (ABA) karena harus memarkir sepeda motornya lebih dulu. Pasalnya, kenyamanan berjalan kaki dan menikmati suasana Jogja di siang hari lebih berharga walaupun sedikit melelahkan.

Selain nyaman bagi pejalan kaki pada umumnya, trotoar ini juga memfasilitasi pejalan kaki disabilitas. Meski setelah peresmiannya, trotoar ini masih menuai kritik para penyandang disabilitas.

Proyek ini mengeluarkan dana yang tidak sedikit, yaitu mencapai Rp 23 miliar.

Selengkapnya... 

2 dari 5 halaman

'Bundaratta', Trotoar Unik Milik Warga Makassar

2. 'Bundaratta', Trotoar Unik Milik Warga Makassar

Trotoar yang diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk menikmati nuansa bangunan perkotaan dibuat unik di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Jalur pedestrian di Kota Daeng ini dibuat dengan motif bulatan kecil hingga bulatan besar.

Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto mengklaim motif pada trotoar ini merupakan yang pertama di dunia.

"Saya rasa ini yang pertama di dunia karena motifnya yang unik," kata Danny, panggilan akrab Wali Kota Makassar tersebut, kepada Liputan6.com, Senin, 19 Desember 2016.

Danny mengungkapkan bahwa ia sendiri yang langsung mendesain trotoar unik ini. Dia memberi nama 'Bundaratta'.

Batu berbentuk bulatan kecil hingga bulatan besar di pedestrian tersebut nantinya pada masing-masing lingkaran akan dibuat hiasan. Ada yang berisikan ukiran nama-nama raja di masa lalu, wali kota dari masa ke masa, serta pepatah bijak dan kalimat motivasi dari tokoh-tokoh lokal Makassaar.

Itu tujuannya untuk memberikan edukasi bagi para pengunjung, baik orang tua maupun anak-anak," dia menjelaskan.

Tidak hanya memikirikan tentang bentuk dari trotoar tersebut, Wali Kota Danny yang berlatar belakang seorang arsitektur ini juga memberikan peluang bagi para pedagang kaki lima untuk berjualan di trotoar ini.

Dia mengungkapkan bahwa nantinya di pinggiran trotoar ini akan ada pedagang kaki lima yang berasal dari setiap kecamatan yang ada di Kota Makassar untuk menjajakan dagangan oleh-oleh khas Kota Daeng.

Selengkapnya...

 

3 dari 5 halaman

Bandung Punya Zebra Cross Unik

3. Bandung Punya Zebra Cross Unik 

Pemerintah Kota Bandung punya cara unik untuk mengingatkan pengendara agar menaati peraturan, yaitu dengan membuat zebra cross atau jalur penyeberangan yang unik.

Pasalnya, banyak pengendara terutama pengguna sepeda motor yang berhenti di area zebra cross saat lampu lalu lintas berwarna merah. Padahal zebra cross merupakan sarana bagi pejalan kaki yang ingin menyeberang.

Tujuh titik seperti Jalan Braga, Jalan Merdeka, dan Jalan Asia Afrika menjadi percobaan program ini. Berbagai macam gambar dipilih oleh Pemkot Bandung, seperti ular tangga, permainan sondah, dan angklung yang identik dengan budaya Sunda.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan desain yang dipilih sesuai dengan pertimbangan, yaitu agar komunikatif dan pesan yang diharapkan bisa tersampaikan kepada masyarakat. Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, konsep zebra cross nyentrik diadopsi dari berbagai negara besar seperti Korea.

"Sebagai pendidikan bagi para pemotor yang selalu melanggar zebra cross, intinya karena mereka tidak mempedulikan. Sehingga dibuatlah konsep zebra cross ini agar lebih diperhatikan, maka dibikin desain unik untuk di Kota Bandung," kata dia di Balai Kota Bandung, pada Selasa, 27 Desember 2016.

Rencananya, Pemkot Bandung bakal mengganti seluruh zebra cross yang ada di Kota Bandung dengan gambar nyentrik.

4 dari 5 halaman

Bogor Gelontorkan Puluhan Miliar Buat Trotoar


4. Jadi Kota Ramah Pejalan Kaki, Bogor Habiskan Rp 32,3 Miliar

Pada 22 Desember 2016 proyek pembangunan trotoar untuk pedestrian dan jalur sepeda di seputar Kebun Raya dan Istana Bogor rampung dikerjakan. Dengan demikian, Kota Bogor, Jawa Barat, menjadi ramah bagi pejalan kaki.

"Bertahap Bogor menuju ke arah transportasi ramah lingkungan, mendorong masyarakat berjalan kaki dan bersepeda, serta menggunakan angkutan umum," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Bogor, Rabu, 30 November 2016.

Bima mengatakan, pembangunan trotoar seputar Kebun Raya dan Istana Bogor merupakan trotoar terluas yang ada di pusat kota. Memiliki panjang empat kilometer dan lebar empat meter, menghabiskan dana sebesar Rp 32,3 miliar.

Dikutip dari Antara, pembangunan mulai dikerjakan 26 Juli 2016, terbagi dalam empat tahapan pengerjaan, yakni tahap pertama di Jalan Pajajaran mulai dari Tugu Kujang sampai Pintu Tiga Kebun Raya Bogor sepanjang 348 meter dan lebar tujuh meter.

Selengkapnya... 

5 dari 5 halaman

Ruas Trotoar di Jakarta Utara Ini Ramah Disabilitas

5. Ruas Trotoar di Jakarta Utara Ini Ramah Disabilitas 

Pembangunan trotoar ramah disabilitas di enam titik ruas jalan di wilayah Jakarta Utara selesai dikerjakan. Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Utara Hamdan mengatakan, trotoar yang dibangun di tiap lokasi rata-rata dikerjakan hanya mencapai 90 persen dari rencana awal.

"Sisanya sengaja tidak dibangun untuk ditanami pohon. Fungsinya untuk penghijauan dan keindahan," kata Hamdan seperti dikutip Beritajakarta.com, Minggu, 25 Desember 2016.

Ia menyebutkan, keenam titik yang dibangun trotoar terdiri dari Jalan Akses Rusun Marunda sepanjang satu kilometer dengan lebar 3,2 meter. Kemudian Jalan Kramat Raya, depan Jakarta Islamic Centre (JIC) sepanjang 930 meter dengan lebar 2.87 meter.

Berikutnya di Jalan Sudarso sepanjang 1,4 kilometer dengan lebar 2,3 meter, Jalan Stasiun Tanjung Priok sepanjang 737 meter selebar 3,6 meter, Jalan Gunung Sahari dan Hidup Baru sepanjang 753 meter dengan lebar 2,4 meter.

"Terakhir Jalan Pluit Timur Raya sepanjang 972 meter dengan lebar 2,7 meter," ungkap Hamdan.

Ia menjelaskan, trotoar tersebut dibangun dengan material floor hardener di bagian tengah untuk jalur penyandang disabilitas.

"Di dalamnya juga terpasang pipa sparing untuk utilitas," Hamdan menandaskan.

 

Â