Liputan6.com, Malang - Tiga pendaki dilaporkan sempat hilang di Gunung Semeru. Namun, ketiganya berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Selanjutnya, ketiga survivor atau penyintas itu dievakuasi oleh tim SAR.
Ketiga pendaki Gunung Semeru itu adalah Joko Rubianto warga Dusun Sekaru, Desa Sukopinggir, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Abdul Rohman warga Bangkalan, Madura dan Charles Simbolon warga Palembang, Sumatera Selatan.
Personel Kepolisian Hutan Balai Besar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (BB TNBTS) Joko Puruwito mengatakan, ketiga pendaki itu ditemukan dalam keadaan selamat dan sehat pada Selasa, 3 Januari 2016, sekitar pukul 14.00 WIB.
Advertisement
"Ditemukan di bawah Blank 75 arah Tawon Songo. Sekarang survivor dan tim masih di atas, besok (Rabu, 4 Januari 2017) baru dibawa turun," ucap Joko saat dikonfirmasi di Malang, Jawa Timur, Selasa, 3 Januari 2017.
Baca Juga
Ketiga pendaki itu berangkat pada Sabtu, 31 Desember 2016, dari kelompok berbeda. Mereka belum sempat tiba di Mahameru atau puncak Semeru, hanya sampai batas vegetasi pohon cemara. Cuaca buruk dan kabut tebal membuat mereka memilih kembali ke Pos Kalimati.
Dalam perjalanan kembali ke itulah ketiganya terpisah dari rombongan masing–masing dan tak menemukan jalur ke Kalimati. Mereka tersasar terus ke arah Blank 75, salah satu spot paling banyak jadi lokasi pendaki hilang.
Kendati begitu, seorang pendaki bernama Joko Rubianto saat telepon selulernya mendapat sinyal berhasil mengirim pesan pendek ke keluarganya pada Senin, 2 Januari 2017.
Keluarga segera melapor ke Basarnas begitu tahu kabar Joko tersasar di Semeru. Pencarian saat itu dibagi dua tim, yakni dari Pos Ranupane dan Tawon Songo.
Saat di Tawon Songo, tim SAR menemukan kantong plastik hitam. Survivor Joko Rubianto juga kembali bisa mengirim pesan menyampaikan posisinya. Akhirnya, ketiga pendaki ditemukan selamat.
"Murni karena cuaca buruk di atas Semeru yang membuat ketiga pendaki itu tersesat. Beruntung bisa ditemukan dalam kondisi selamat," Joko Puruwito menegaskan.
Gunung Semeru sendiri bakal ditutup untuk pendakian terhitung Rabu ini, 4 Januari 2017. Selain untuk pemulihan ekosistem, penutupan kegiatan pendakian itu juga disebabkan cuaca buruk di Semeru. Biasanya, sepanjang Januari–Maret, hujan lebat dan angin kencang kerap terjadi di Gunung Semeru.