Liputan6.com, Pekanbaru - Pesawat tempur TNI Angkatan Udara dari Skadron‎ 12 dan 16 Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru dikerahkan untuk memantau titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan di Riau. Turut pula dikerahkan helikopter NAA 332 Super Puma.
Menurut Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Marsekal Pertama Hendri Alfiandi, patroli dilakukan sebanyak 22 kali sehari. Patroli lewat sisi udara ini dilakukan seiring meningkatnya titik panas yang terdeteksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Patroli ini dilakukan seiring dengan latihan rutin yang dilaksanakan pesawat tempur di Lanud," kata Hendri, Rabu (11/1/2017).
Dia menyebut, penyisiran titik panas ini sudah dikoordinasikan dengan Polda Riau. Operasi kali ini lebih menitikberatkan pada penegakan hukum. Tim yang melihat aktivitas pembakaran langsung berkoordinasi dengan kepolisian untuk ditangkap.
"Fokusnya pada TNTN (Taman Nasional Tesso Nilo). Kalau dibakar langsung lakukan operasi. Penegakan hukum lebih dikedapankan tahun ini. Semoga lebih baik dari tahun lalu," ujar Hendri.
Menjelang terbentuknya Posko ataupun Satgas Karhutla Riau, Hendri meminta semua unsur menggencarkan sosialisasi bahaya pembakaran lahan sebagai upaya penanggulangan. Tujuannya, agar bencana asap pada 2015 tidak terjadi lagi.
Terpisah, Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin menyebut, dari citraan satelit pada Rabu, ‎terdeteksi 16 titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatera. Paling banyak masih Riau dengan sembilan titik, kemudian Sumatera Utara empat titik, dan Sumatera Barat tiga titik.
Sugarin menjelaskan, titik panas di Riau tersebar di empat kabupaten, di mana Rokan Hilir paling banyak yaitu tiga titik, Rokan Hulu tiga titik, Siak dua titik, dan Kabupaten Kepulauan Meranti satu titik.
Baca Juga
"Sementara yang dipercaya sebagai titik api ada empat di Riau dengan level confidence di atas 70 persen. Titik api ini tersebar di Rokan Hilir dua titik, Rokan Hulu dua titik, dan Siak satu titik," kata Sugarin.
Menurut Sugarin, pada umumnya cuaca di wilayah Riau cerah - berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan tidak merata terjadi di wilayah Riau bagian Timur, Pesisir Timur, dan Selatan pada sore atau malam hari.
"Potensi hujannya sangat minim. Apalagi pada Februari nanti Riau memasuki musim kemarau," kata Sugarin.
Dengan adanya titik panas ini, Sugarin berharap dapat menjadi peringatan dini bagi pemerintah dan instansi terkait guna bertindak cepat agar kebakaran lahan dan hutan tidak meluas dan menimbulkan bencana asap.‎
Â
Advertisement