Liputan6.com, Batam - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi menegaskan proses pencarian empat prajurit TNI AL yang hilang di perairan Sulawesi Utara belum akan berhenti dalam waktu dekat. Keempat prajurit itu hilang saat mengawal kapal ikan Filipina yang kedapatan mencuri di wilayah Indonesia.
"Karena SAR itu bagian dari patroli, hingga saat ini SAR belum disetop," kata KSAL di Pelabuhan Batu Ampar Batam, Selasa, 10 Januari 2017.
Ade mengatakan belum ada titik terang keberadaan empat prajurit TNI AL itu. Meski begitu, kemungkinan kapal tersebut hilang terkena badai mencuat. Pasalnya, cuaca di perairan Sulawesi saat itu buruk.
"Yang pasti, kordinasi dengan yang di darat sesudah kejadian. Belum diketahui apakah tenggelam, terbakar maupun disandera. Berharap kita berdoa agar secepatnya diketahui," ujar Ade.
Baca Juga
Hilangnya empat prajurit TNI AL itu berawal ketika pasukan sedang patroli di perairan Sulawesi Utara. Pada Selasa, 13 Desember 2016, melalui radar terdeteksi ada kapal asing. Setelah didekati dan digeledah, ternyata kapal FB Nurhana berbendera Filipina dengan 24 ABK.
Sebanyak 21 ABK FB Nurhana dipindahkan ke KRI Layang untuk dibawa ke Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara. Sementara, FB Nurhana bersama tiga ABK-nya dikawal empat prajurit TNI AL menuju ke lanal terdekat, yakni Lanal Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.
Dalam perjalanan menuju Melonguane itu, FB Nurhana hilang kontak pada Rabu, 14 Desember 2016 pukul 06.00 Wita. Empat prajurit yang hilang tersebut adalah Kepala Tim Pengawalan Letda Laut (P) Faisal Dwi, Kelasi Kepala Amo Dia Mahendra, Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto, dan Kelasi Dua Isy Badnur Rohim. Mereka adalah kru KRI Layang-635.
Â
Advertisement