Sukses

Usai Banjir Bandang, Bima Sudah Pulih 90 Persen

Meski 90 persen kondisi kota Bima sudah mulai pulih, beberapa tempat masih sulit dibersihkan.

Liputan6.com, Mataram - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat H Mohammad Rum mengatakan, kondisi kota Bima saat ini 90 persen mulai pulih usai banjir bandang Desember lalu. Sehingga dalam waktu beberapa hari lagi, maka Bima sudah benar-benar pulih.

"Kita pikir tiga sampai empat hari ke depan proses pembersihan sudah selesai," kata Rum di Mataram, NTB seperti dikutip dari Antara, Selasa (11/1/2017).

Ia menjelaskan, meski 90 persen kondisi kota Bima sudah mulai pulih,  di beberapa tempat seperti di Kelurahan Dara dan Penaraga tim tanggap darurat masih sulit membersihkannya. Hal ini disebabkan kondisi wilayah Kelurahan Dara, lebih rendah. Begitu pun di Kelurahan Penaraga.

"Tapi kita sedang berusaha, dalam waktu tiga empat hari ke depan sudah selesai," kata dia.

Menurut Rum, saat ini pemerintah terus mempercepat pemulihan kota Bima dengan memprioritaskan pada sejumlah program. Di antaranya perbaikan drainase kota, pembuatan normalisasi sungai, perkuatan tebing sungai, termasuk di sektor hulu, yakni mereboisasi hutan yang rusak.

Pemerintah juga telah memperpanjang masa tanggap darurat banjir bandang di Kota Bima hingga 14 hari. Semula masa tanggap darurat berakhir 5 Januari 2017, diperpanjang hingga 19 Januari 2017.

"Terkait anggaran, tanggap darurat tidak ada batasan anggaran, silakan saja digunakan nanti akan dirembes oleh BNPB. Anggaran sudah ada di negara, tinggal on call, Rp 2 triliun," ucap dia.

Pelaksana Tugas (Plt) Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima Syahrial Nuryaddin mengatakan, pemerintah melalui BNPB membagi bidang kerja dalam lima sektor pada tahap rehabilitasi dan rekontruksi di Bima pascbanjir bandang. Yaitu permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi produktif, dan lintas sektor.

Sektor permukiman meliputi perumahan dan prasarana lingkungan. Sektor infrastruktur meliputi transportasi, energi, air dan sanitasi, sumberdaya air, serta telekomunikasi.

Kemudian di sektor sosial, meliputi bangunan bersejarah dan cagar budaya, seni budaya, kelembagaan sosial, keagamaan, pendidikan, dan kesehatan. Selanjutnya, di sektor ekonomi produktif meliputi pertanian tanaman pangan dan peternakan, pariwisata, perikanan, perdagangan, koperasi, serta perindustrian.

Terakhir, lintas sektor yang mencakup pemerintahan, keuangan dan perbankan, keamanan dan ketertiban (Polri), pertahanan (TNI), dan lingkungan hidup.